Yap, langsung saja. Di tengah-tengah kesibukan sekolah ini,
gue pengen bercerita tentang SONIC LINGUISTIC 2014 (yang biar gampang
nyebutnya, ada beberapa julukan kayak Sonlis atau SL). Ini jelas-jelas latepost
banget, tapi gapapa lah. Oke, gue jelasin secara umum dulu.
Sonlis adalah acara kompetisi ekstern terbesar milik
OS-Cendekia yang diadakan setiap tahun sejak 2008. Sonlis yang ketujuh ini diadakan
di lingkungan kampus MAN Insan Cendekia Serpong selama empat hari, yakni pada 22-23
Februari dan 1-2 Maret 2014. Terdapat 22 cabang lomba, dengan tambahan dua
lomba baru yakni Mini Soccer dan Khitobah alias pidato bahasa arab. Semuanya
itu dibagi ke dalam 4 bidang, yakni Bahasa, Iptek, Seni Budaya & Olahraga,
serta Jurnalistik. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kepanitiaan acara ini
menyerap hampir seluruh angkatan kelas kelas XI dan X, alias Astonic dan
Eisthera. Ini adalah Sonlis kedua buat angkatan gue, sekaligus Sonlis terakhir
yang kita terlibat dalam kepanitiaannya.
Dengan mottonya, “Enchanting
Ideas!”, Sonlis tahun ini mengusung tema Ancient Valor yang kental banget nuansa fantasinya. Seluruh IC
seperti disulap menjadi negeri fantasi, terkesan lebih rame dan lebih ceria
ketimbang tahun lalu. Dekorasi di GSG, gedung B, kawasan bazaar, dll, semuanya
keren banget. Ditambah lagi sama inovasi kayak pohon komentar, tulisan Sonlis 3D
segede gaban(?), parade, flasmob, dan yang paling menonjol : balon udara Sonlis.
Sekali lagi, semuanya keren banget!
Balon udara Sonlis
tulisan Sonlis segede gaban
Pohon Komentar
Parade Sonlis yang menggambarkan semua tema Sonlis sejak 2008-2014
Setiap bidang diwakili oleh maskot berupa makhluk dunia fantasi yang super unyu. Centaur untuk bidang bahasa, Elf untuk iptek, Orc untuk seni budaya dan olahraga, serta Fairy untuk jurnalistik. Setiap cabang lomba juga memiliki logo mereka masing-masing.
FAIRY (Journalistic)
CENTAUR (Language)
ORC (Sport, Art, 'n Culture)
ELF (Science 'n Technology)
logo JOTS
Setiap bidang lomba dibawahi oleh seorang event organizer
(EO). Gue sendiri masuk ke dalam bangsa peri, alias lomba bidang jurnalistik.
Bidang jurnalistik sendiri didipimpin oleh EO yang dijuluki Ratu Peri, Fadhilah
Azzahra Pinardi.
Yap, di Sonlis 2014 ini, gue dapet amanah buat jadi koordinator
lomba Journalist On The Spot alias JOTS, sebuah lomba meliput berita. Lombanya
kurang lebih sama kayak tahun lalu, yakni para peserta meliput acara Sonlis
selama tiga hari, lalu menuliskannya dalam artikel berita. Artikel berita itu
diposting di blog mereka masing-masing paling telat jam 8 malam, dan
selanjutnya akan diperiksa oleh panitia dan dinilai oleh juri.
Gue sangat senang karena mendapatkan partner-partner yang
luar biasa buat ngurus lomba ini. Lebih tepatnya, gue nggak salah milih anggota
yang emang semuanya bener-bener bisa gue andalkan. Mereka adalah Sipaw, Fathul,
dan Suluh. Kita berempat, dibantu dengan Fape sang EO yang super baik hati,
kerja bareng mulai ngurus slayer peserta, Technical Meeting, ngasih
pengarahan dan seminar jurnalistik di hari pertama, serta ngecek blog-blog
peserta tiap malem. Selain itu, kita tinggal membebaskan para peserta untuk
meliput Sonlis dari pagi sampe sore. Demikianlah, nggak salah kalo JOTS disebut-sebut
sebagai lomba yang paling lama, tapi panitianya yang paling nyantai. Haha... Tapi,
walaupun jadwal utama gue lumayan longgar, pada nyatanya nggak selonggar itu.
Panitia JOTS pas technical meeting
Pas hari-H
Hari pertama, IC diguyur hujan sejak jam dua pagi sampe
sekitar jam lima sore. Hujannya silih berganti antara hujan gerimis, hujan
deres, sampe hujan angin (coba kalo ada hujan duit ._.). Semua panitia
kebasahan! Gara-gara hujan yang tak kunjung berhenti ini, panitia berinisiatif
menawarkan jasa ojek payung secara gratis buat para peserta dan pengunjung.
Wait, wait.. Itu lagi ngapain?!
Opening ceremony (OC)-nya kece badai. Acara secara simbolis
dibuka dengan atraksi mecahin balon pake panahan oleh Virdi. Atraksi kali ini
lumayan menegangkan, soalnya gagal sampe dua kali. Sama kayak tahun lalu, ada
juga penampilan parade besar-besaran. Sayang sekali, gue nggak bisa nonton menikmati
OC secara keseluruhan gara-gara harus nyiapin seminar jurnalistik.
Seminar jurnalistik, suatu fasilitas yang disediakan oleh
panitia khusus buat para peserta JOTS untuk menambah wawasan mereka dalam bidang
jurnalistik, khususnya peliputan berita. Pembicaranya kali ini adalah Bu
Natalia dari koran Tempo. Nah, habis selesai seminar jurnalistik, gue malah
diminta buat jadi ballboy alias anak
gawang sama panitia lomba mini soccer. Okey, gue yang niatnya mau internetan
ato nongkrong di bazaar, malah kudu hujan-hujanan. Untung aja ada jas hujan.
Wuah, tapi seru sih.
Kesibukan gue di hari pertama bikin gue agak kurang
menikmati bagaimana Sonlis berlangsung secara keseluruhan. Tapi, di hari kedua
ini, akhirnya gue tersadarkan kalo Sonlis tahun ini bener-bener keren pake baget!
Entah, tapi gue seneng aja ngelihat IC hari ini. Penuh warna, kesannya ceria-ceria
gimana gitu. Nah, berhubung gue kelihatan nyantai gitu, jadilah gue tertangkap
oleh Marwah sama Nida, disuruh ngejualin Magnet -_- (Nah, pada kesempatan kali
ini gue mau ngucapin makasih sebesar-besarnya sama semua pihak yang udah ikut
bantuin jualan Magnet. Terutama buat Kukun sama Farras yang kelihatan paling
gencar ngejualinnya :). Selain keliling jualan Magnet, hari ini gue banyak
jalan-jalan di sekitar bazaar, ngebersihin sampah-sampah. Kalo nemu makanan
sisa yang udah ngga dimakan, gue makan. Alhasil, gue berhasil nyobain hampir
semua makanan bazaar dalam beberapa jam saja, tanpa ngeluarin duit sepeser pun.
Bwahahaha...
Hari ketiga, hari yang menurut gue adalah hari puncak dari
Sonlis. Selain banyak lomba yang digelar pada hari ini, ada juga banyak
aktivitas lain yang gue kerjain. Salah satunya, ada sesuatu yang spesial buat
para peserta JOTS. Mereka gue kasih quest
alias tantangan khusus. Selain meliput Sonlis secara keseluruhan, mereka gue
minta memecahkan sebuah kode dan melaksanakan tugas di dalamnya. Intinya, mereka gue suruh mewawancarai
atasan gue, EO bidang jurnalistik, Fadhillah Azzahra Pinardi alias Fape.
Lumayan seru ngerjain peserta kayak gini, sekalian ngerjain Fape juga. Dalam
sehari, fotonya si Fape udah tersebar di belasan blog peserta. Hahaha... Selain
itu, gue juga dapet tugas tambahan yakni jadi pembawa acara band competition.
Terus, siangnya gue makan-makan di bazaar ditraktir sama kakak absen :3
Satu lagi yang spesial di hari ketiga ini. Oya dateng!
Berhubung kedatangan anak Bandung itu, mau gak mau Topik harus memenuhi
sumpahnya buat nraktir Raxivenn. Hahaha... Dan kerennya, kalo tahun lalu, para
panitia baru berfoto-foto ria pada hari keempat. Tapi tahun ini, gak tau
kenapa, udah banyak yang foto-foto di sore hari ketiga. Foto kelas lah, absen
lah, seksi apa lah, dan masih banyak lagi. Padahal pas hari terakhir ntar juga
pada poto-poto lagi ._.
Makan-makan bareng Raxivenn
Nah, akhirnya hari keempat, hari terakhir. Hari yang menurut
gue dari pagi sampe siangnya lumayan santai. IC nggak serame tiga hari
sebelumnya. Hari ini cuma ada beberapa lomba. Kebanyakan lomba udah selesai,
beberapa lainnya tinggal final-final doang. Panas terik dari pagi sampe sore,
bikin gue males ngapa-ngapain. Gue cuma keliling-keliling bentar, dan lebih
banyak ngobrol di sekitar GSG yang hari itu dipake buat final Q ‘n S sama
Science Competition.
Baru siangnya ada closing ceremony yang menurut gue sangat WOW buanget, nggak kalah sama opening ceremony. Bahkan, gue lebih menikmati CC-nya ketimbang OC-nya. Yaa gara-gara pas OC gue lagi sibuk siap-siap ‘n ngurusin buat seminar jurnalistik. Sebelum CC, panitia terpusat di lokasi bazaar, menampilkan flashmob gelas dengan lagu “cups” yang liriknya diaransemen. Kalo gak salah, maksud dari flashmob ini adalah buat “nyuruh” orang-orang masuk GSG karena CC akan segera dimulai. Selama CC, juara-juara diumumkan dan hadiah-hadiah dibagikan. Selesai CC, para panitia berbaris di depan GSG, melepas para peserta dengan nyanyian dan tepuk tangan. Lagunya pake nada Coklat - Merah Putih :
Baru siangnya ada closing ceremony yang menurut gue sangat WOW buanget, nggak kalah sama opening ceremony. Bahkan, gue lebih menikmati CC-nya ketimbang OC-nya. Yaa gara-gara pas OC gue lagi sibuk siap-siap ‘n ngurusin buat seminar jurnalistik. Sebelum CC, panitia terpusat di lokasi bazaar, menampilkan flashmob gelas dengan lagu “cups” yang liriknya diaransemen. Kalo gak salah, maksud dari flashmob ini adalah buat “nyuruh” orang-orang masuk GSG karena CC akan segera dimulai. Selama CC, juara-juara diumumkan dan hadiah-hadiah dibagikan. Selesai CC, para panitia berbaris di depan GSG, melepas para peserta dengan nyanyian dan tepuk tangan. Lagunya pake nada Coklat - Merah Putih :
“Trimakasih untuk semua peserta
Dari sluruh panitia Sonlis duaribuempatbelas
Salam slamat untuk para pemenang
Ditunggu lagi tahun depan...”
Selesai sudah semua rangkaian acara Sonic Linguistic 2014. Semua
panitia masih berkumpul di depan GSG, meneriakkan sebuah yel-yel :
“If you really love Sonlis, clap your hand! (prokprokprok)
If you really love Sonlis, hit the ground (brukbrukbruk)
If you really love Sonlis, and you really want to show it
If you really love Sonlis, say Sonlis! (SONLIS... SONLIS...
SONLIS...!)
Who love sonlis? (Eisthera Gritanefic!)
Who love Sonlis? (Astonic Dralen Relaston!)
Who love Sonlis? (INSAN CENDEKIA!)”
Habis itu, gak tau siapa yang mulai duluan, tiba-tiba semua
orang bergerombol menuju Gilang, mengangkatnya, lalu berlari menuju kolam ikan
gedung B. Ternyata, anak-anak pada nyeburin Gilang ke kolam ikan! Bwahaha...
Semua orang ketawa bahagia ketika itu. Habis puas ngerjain Gilang, panitia pada
sholat ashar. Habis itu, kita semua kumpul lagi di depan GSG buat makan-makan
mie bakso (ceritanya ini traktiran). Selain itu, momen berharga ini juga
dimanfaatkan buat poto-poto.
Sumpeh ya, bagi gue, Sonlis tahun ini bener-bener kerasa
banget suasana kekeluargaan dua angkatannya, antara Astonic Dralen Relaston dan
Eisthera Gritanefic. Gilang bener-bener berhasil membangun sebuah aliansi
fantasi terhebat.