Maaf banget ya, para pembaca! Gue
sibuk banget belakangan ini. Harus ngurusin masalah tes masuk sekolah lanjutan,
dan perpisahan sekolah. Besok, gue udah berangkat rekreasi bareng anak-anak
sekelas. Nah, di sela-sela kesibukan ini, gue ingin berbagi sesuatu pada
kalian.
Berhubung gue ini anak yang doyan
makan, nggak ada makanan yang nggak gue suka di dunia ini. Semua makanan yang
enak maupun nggak enak, tetep gue anggep enak. Hanya dua hal yang membatasi,
yakni makanan itu harus halal dan sehat. Yap, kali ini gue akan membahas
tentang sambel tumpang, makanan asli Kediri yang hanya banyak ditemukan di
Kediri.
Sambel tumpang memang makanan khas Kediri,
kampung halaman gue. Bisa dibilang sulit jika lo mencari makanan ini di luar
Kediri. Bisa saja lo menemukannya, tapi penjualnya pastilah orang asli Kediri.
Kalo yang jual bukan orang Kediri, pasti rasanya nggak asli dan nggak terlalu
enak.
Sambel tumpang sebenernya tidak
jauh berbeda dari sambel pecel. Penyajiannya pun hampir sama, yakni dengan
sayuran, nasi, dan lauk lainnya seperti tahu dan tempe. Bedanya, kalo sambel
pecel berbahan baku kacang. Sedangkan sambel tumpang berbahan baku tempe busuk.
Tunggu dulu..! Tempe busuk, emang
enak? Mungkin, orang luar Kediri yang belum pernah mencoba sambel tumpang, akan
jijik setelah mengetahui bahan dasar makanan ini. Padahal, banyak banget orang
yang menyukainya. Selain karena rasanya yang memang ‘sesuatu banget’, sambel
tumpang ini membantu kelancaran sistem pencernaan kita, terutama pada bagian
pembuangan.
Gue pernah membagikan angket kepada
temen-temen gue di kelas. Angket itu berisi pertanyaan, “Bagaimana pendapat
kalian tentang sambel tumpang?” dengan opsi jawaban “maniak”, “suka”, “biasa
aja”, “nggak suka”, “benci”, dan “nggak tahu”. Dan beginilah hasil yang gue
dapat :
- Maniak : Indra
- Suka : Raka,
Ilyas, Khusnul, Nidya, Danik, Dilla, Naja, Leli, Yusril, Ama, Ragil, Zephi
- Biasa aja : Abdil, Tarim, Upek, Nabila, Faiz
- Nggak suka : (N/A)
- Benci : (N/A)
- Nggak tahu : Rafi
Dari sembilan belas anak (termasuk
gue) yang gue kasih angket, ada satu orang yang maniak, dua belas orang yang
suka, lima orang yang biasa saja, dan satu orang yang nggak tahu harus menjawab
apa terhadap sambel tumpang.
Setelah ditelusuri, ternyata Rafi, anak
yang nggak tahu tentang sambel tumpang itu memang belom pernah mencoba sambel
tumpang. Dia memang anak yang nggak suka sambel dan pedes. Dia lebih suka makan
nasi dan krupuk daripada harus menelan sayur atau sambel.
Angket di atas jelas membuktikan
bahwa penggemar sambel tumpang cukup banyak. Di kelas saja, nggak ada anak yang
nggak suka apalagi benci sama sambel tumpang, kecuali Si Rafi itu. Bahkan Indra,
anak yang tergolong elit dan selalu jadi juara kelas itu pun maniak terhadap
sambel tumpang.
Dengan rasanya yang uenak tenan, sambel tumpang tergolong
sajian kuliner yang murah meriah. Kita cukup menyediakan duit lima ribu rupiah
untuk bisa menikmati makanan ini dengan segala fasilitasnya. Tiga ribu buat
beli nasi tumpang, seribu lima ratus buat beli es teh, dan sisanya buat parkir.
Kawasan Jalan Dhoho adalah salah satu tempat yang terkenal di mana banyak orang
berjualan pecel dan tumpang.
Buat yang belom pernah mencoba,
segera dateng ke Kediri dan rasakan nikmatnya sambel tumpang, sobat!