“Buku, Pesta, dan Cinta.” Tiga kata ini pernah
disampaikan mantan ketua OSIS gue yang sekarang udah jadi alumni. Tiga kata
tersebut mewakili tiga tahapan selama tiga tahun hidup di IC. Pertama buku,
yang mewakili tahun pertama. Kelas X adalah saatnya belajar. Belajar
membiasakan diri dengan budaya IC, belajar bertahan hidup di asrama, belajar
berteman, dan belajar dengan baik dalam akademik, khususnya untuk menentukan
penjurusan. Yang kedua pesta, mewakili tahun kedua di IC. Di kelas XI ini emang
bener-bener jadi pestanya sebuah angkatan di IC. Sebagai tulang punggung OSIS,
bersama kelas X yang masih pada tahap belajar, kita membuat banyak acara. Yang
terakhir cinta, mewakili tahun ketiga. Oke, gue nggak terlalu tahu maksudnya
apa. Waktu itu sang mantan ketua OSIS nggak ngejelasin, dan gue juga blom
pernah ngerasain. Sekarang gue ada di tahapan kedua, yakni pesta. Pesta
berorganisasi, pesta mencari pengalaman, pesta bermain, pesta berteman, pesta,
pesta, pesta!
Kali ini, gue ingin bercerita tentang sekumpulan
orang yang menemani gue dalam pesta berorganisasi di OS-Cendekia 13/14. Mereka
adalah divisi jurnalistik, sebuah divisi di bawah ketua 3 yang tentu saja
tujuannya menampung minat dan bakat siswa-siswi IC di bidang jurnalistik. Kami
menamai diri kami Nano Nano. Sebuah nama yang mungkin nggak ada arti atau
maksud tertentu, bahkan kepanjangannya pun nggak ada. Tapi, seharusnya nama ini
punya makna yang sangat dalam. Sesuai motto dari merk tersebut, “Manis, Asem,
Asin, Rame Rasanya!”
Termasuk MPS, divisi ini beranggotakan 11
orang. Tujuh anak kelas XI, empat anak kelas X. Lima anak cowok, enam anak
cewek. Mereka adalah gue, Hikam, Afif, Amany, Dea, Nagita, Fape, Hamdan, Febri,
Tyas, dan Uqi. Sebagai koordinator, ada gue dan Amany.
Awalnya, gue sangat nggak nyangka bakal bisa
gabung dengan divisi ini, apalagi jadi koor.nya. Waktu kelas X, gue nggak
pernah berhubungan apa-apa sama divisi ini, kecuali sebagai anggota Jurassic
yang pasif.
Bahkan, ketika awal-awal kelas XI, gue udah megang tawaran sebagai
wakil ketua MPS 13/14. Tapi, karena satu dan lain hal, gue lebih milih menerima
tawaran untuk gabung sama divisi jurnalistik. Gue sempet agak tercengang (?)
sama nasehat yang diberikan mantan ketua
MPS 12/13, “Pilihlah tempat di mana lo lebih dibutuhin.” Saat itu, gue yang lagi
galau hanya bisa berdoa supaya pilihan gue ini nggak salah.
Dengan masuk ke dalam divisi ini, gue jadi
kenal sama anak-anak yang belum pernah gue kenal sebelumnya (oke, konteks kenal
di sini beda sama sekedar tau). Selama kelas X, gue jarang berurusan sama
Hikam, Afif, Fape, Nagita, Dea, apalagi Amany. Gak ada anak Neo Maxis
(Matrikulasi-1) atau Raxivenn (X-2). Bagi gue pribadi, semua ini bener-bener
berasa lingkungan baru.
Singkat cerita, tes masuk OSIS bagi kelas X
pun digelar. Kami pun memilih Hamdan, Uqi, dan Tyas. Febri sendiri dipilih oleh
MPS untuk masuk divisi ini. Lengkaplah sudah anggota divisi ini.
Apa saja yang sudah dan masih harus kita
urusin? Ada lomba bikin poster dan puisi dalam rangka milad “sweet seventeen”
IC. Mading Times, sebuah mading yang memberitahu acara-acara OSIS dan hari-hari
besar pada bulan tertentu. Kolom jurnalis, tempatnya anak-anak IC secara umum
bisa menempel karya. J-Pret, sebuah kompetisi fotografi yang diadakan secara
berkala. Jurassic, ekskul jurnalistik yang kerjanya bikin mading dan majalah
Magnet. Penyediaan koran di asrama, seminar jurnalistik, lomba desain kaos,
website OSIS, pin OSIS, dan dokumentasi OSIS.
Walaupun kadang nyebelin dan agak susah setiap
kali mau ngumpul lengkap, tapi gue menikmati bekerja bersama mereka. Banyak
yang udah kita lewati bareng-bareng. Pleno yang ngebosenin, ngurusin lomba pas
milad IC, milih-milih desain kaos, bikin kolom jurnalis sampe kotor-kotoran,
dan banyak lainnya.
Afif yang jago desain dan panikan, Hikam yang
rajin tapi ngga jelas, Hamdan yang lebih rajin dan lebih ngga jelas, Febri yang
banyak inovasi tapi gampang ngantuk, Amany yang hebat, serem, dan beraura
hitam, Nagita yang rajin tapi males (?), Dea yang bisa diandalkan dan alay,
Fape yang baik dan sensasional, Tyas yang doyan senyum-senyum dan lebay, Uqi
yang rajin tapi alay-nya sumpah nggak ketulungan, dan gue yang bisanya cuma
nyuruh-nyuruh doang. Sebelas permen berbagai macam rasa dalam sebuah bungkusan
bernama Nano Nano.
OSIS
OSIS-MPS
Fape, Dea, Amany, gue, Hikam, dan Afif di depan monas
Pas Milad IC, bersama Kak Assad
Ah, gue cinta kalian semua... Moga-moga ke depannya kita bisa makin kompak lagi :D