Friday, January 3, 2014

Predator Itu...

Hai pembaca setia gue yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik.. Sekarang gue mau cerita tentang PREDATOR, sebuah acara makan besar yang diadakan oleh anak ikhwan Astonic.  Acara ini diadakan setiap setelah ujian akhir atau tengah semester. Sampai sekarang, Predator sendiri sudah lima kali diadakan.

Predator selalu diadakan di malam hari, umumnya di atas jam 10. Biasanya, menu predator adalah mi instan yang dimasak dengan metode barbar. Puluhan bungkus mi instan dimasak di ember, lalu di-tumplek-kan di atas papan tulis yang dilapisi plastik-plastk laundry (sudah disterilkan, tentu). Setelah berdoa, kita seangkatan menyambar papan tulis penuh mie itu. Masaknya pun membutuhkan cukup banyak orang. Namun, tidak semua predator sedemikian rupa. Penasaran untuk menilik sejarah Predator? Check it out!

Predator pertama kali diadakan di sebuah kamar yang terletak di salah satu pojok terjauh gedung I, yakni 308 I. Penghuni kamar saat itu adalah gue, Novri, Reyhan, dan Qori. Ditambah Eky yang sangat membantu  dalam proses masak-memasak, maka terbentuklah Boardmembers of Predator dari lima orang tersebut, alias pengurus inti dari acara nggak jelas ini.

Predator sebenarnya terbentuk secara nggak sengaja. Berawal dari keisengan untuk makan mi bareng-bareng, dan ternyata pesertanya membludak ratusan persen. Predator pertama ini belom bisa disebut acara angkatan, karena baru beberapa puluh orang saja yang ikut. Selain itu, cara memasaknya masih belom tersistem dan mi-nya masih campur-campur (karena pakai seadanya, tergantung sumbangan orang yang dateng).

Predator yang kedua kembali diadakan di kamar 308 I, masih dengan anggota kamar yang sama. Predator yang sekarang bisa dibilang lebih tersistem dengan ditemukannya metode memasak emberisme (metode memasak ini digunakan sampai predator yang keempat). Mi yang dimasak pun lebih banyak. Namun, peserta kali ini tidak sebanyak yang diharapkan. Mungkin karena diadakannya terlalu malam, sehingga banyak manusia sudah tertidur.

Predator III bisa dibilang menjadi titik balik dari acara ini. Jauh-jauh hari sebelumnya, poster acara tertempel di pintu living untuk menarik perhatian massa. Pesertanya bertambah makin banyak, yakni seangkatan (cuma dikit anak yang nggak ikut). Mi yang dimasak pun bertambah, jauh lebih banyak. Saking banyaknya, sampai harus menggunakan papan tulis sebagai alasnya. Dapurnya kali ini terletak di kamar 303 I, sedangkan eksekusinya di living room lantai 3.

Sampailah pada Predator ke-IV, predator terbesar dengan jumlah mi paling banyak, 60 bungkus! Padahal jumlah anak angkatan cowok cuma 56. Predator IV ini sistemnya nggak jauh beda sama yang ke-III.

Diurus oleh kepengurusan angkatan yang baru, Predator kelima ini bisa dibilang “banting setir” karena berganti menu, yakni nasi goreng. Dipesankan beberapa belas bungkus nasi goreng, lalu kita seangkatan makan bareng di living room. Per bungkus dibagi untuk lima sampai enam orang.

Apa salahnya diadakan acara seperti Predator ini? Selain kenyang, kita juga sekalian konsolidasi angkatan. Hei, Astonic?!

No comments:

Post a Comment