Gara-gara nulis cerita yang
kemaren, gue jadi nostalgia tentang Andalusia kan. Sebenernya, udah lama banget
gue pengen nulis tentang Andalusia. Boleh dibilang, Andalusia menjadi salah
satu pengalaman yang paling berkesan selama gue kuliah. Sayang banget kalo gak
gue ceritain di sini. Yak, berhubung ini acara udah sekitar dua tahun lalu
(lebih wkwk), gue akan coba mengingat-ngingat apa aja yang terjadi selama gue
ngurus Andalusia 1437 H.
Semuanya berawal dari musyawarah
angkatan 2015 untuk menentukan siapa penanggung jawab atas tiga kegiatan yang
diamanahkan ke angkatan kita: Salimpol (penerimaan anggota baru), Andalusia
(Idul Adha), dan Latihan Kepemimpinan (LK) 1. Singkat cerita, gue ditunjuk buat
pegang Andalusia. Seinget gue, alasan forum waktu itu sederhana, karena gue satu-satunya
cowok di forum itu yang pernah ikut Andalusia tahun sebelumnya. Karena sadar
betul bahwa gue nggak bisa kerja sendiri, gue pun langsung ngetag Okky jadi
partner buat ngurusin Andalusia.
Oiya, sedikit penjelasan tentang
Andalusia. Andalusia merupakan akronim dari Antusias dalam Alunan dan Semarak
Idul Adha. Sesuai namanya, Andalusia digelar oleh Jamaah Muslim Fisipol (JMF)
untuk menyemarakkan Idul Adha, sekaligus wujud pengabdian masyarakat desa.
Biasanya, Andalusia diselenggarakan di desa-desa yang terpencil di sekitaran
Jogja.
Abis kepilih, gue gercep ngobrol
sama beberapa kating, konsultasi bagaimana Andalusia dulu dan bagaimana baiknya
gue menjalankan Andalusia sekarang. Dari dua mantan ketua yang gue ajak
ngobrol, gue belajar tentang urgensi diadakannya Andalusia, apa aja yang perlu
dilakuin, potensi konflik dengan warga desa bahkan konflik internal dan alumni
JMF, dll. Gue juga menyadari kalo mereka lebih suka “bekerja sendiri” sebagai
ketua panitia.
Ini salah satu yang pengen gue
perbaiki dari Andalusia. Gue pengen Andalusia menjadi lebih dari pengabdian JMF
kepada masyarakat desa, apalagi cuma sebatas kewajiban menyelesaikan proker.
Andalusia sekarang harus bisa menjadi wadah untuk membangun kekompakan internal
JMF, khususnya angkatan gue sebagai panitia utama. Gue pun merekrut beberapa
temen buat jadi koordinator divisi, terutama mereka yang sehari-harinya jarang
kelihatan di JMF. Selain bermaksud buat menggali potensi angkatan dan berbagi
SDM dengan dua kegiatan lainnya, gue juga pengen menarik mereka buat makin
aktif di JMF kemudian hari.
Singkat cerita, terbentuklah
formasi pengurus harian (PH) Andalusia 1437 H sebagai berikut: gue sebagai
ketua panitia, Nisa Nur Irina sebagai sekretaris dan Nisa Nur PS sebagai
bendahara, Aufi koor acara, Okky koor perkap, Dina koor PDD, Yaya koor humas,
Faisal koor PHQ, Anni koor konsumsi, dan Fella koor P3K.
Sebenernya, persiapan kegiatan
ini boleh dibilang agak mepet. Kalo ga salah, gue baru mulai panik soal
Andalusia itu sekitar akhir Juli, dan itu ga sampe H-2 bulan Idul Adha. Satu
setengah bulan berikutnya pun kita hectic mempersiapkan Andalusia ini. Survey
lokasi, survey vendor hewan kurban, cari sohibul kurban, merancang acara,
publikasi, fundrising, rekrut panitia dan volunteer, dll.
Oiya, gue mau cerita khusus
tentang survey lokasi nih. Dalam rangka menentukan lokasi Andalusia, kita
beberapa kali survey ke desa-desa di daerah Gunung Kidul. Survey pertama gue
berangkat bareng Okky, ditemani oleh Syekh Ali sebagai guide. Survey berikutnya, kita ke Dusun Ngelo, Desa Petir, Kec.
Rongkop, Gunung Kidul. Thanks to Kak Dewan, JMF angkatan 2010 sekaligus
Kadogama terkece, yang sudah memberikan referensi lokasi dan menemani kita
survey beberapa kali. Di Desa Petir inilah nantinya Andalusia bakal digelar.
Kalo ga salah, kita silaturahmi
ke sana sebelum acara itu sampe tiga kali. Yang berangkat selalu sama: gue,
Okky, Aufi, dan Lintang, kadang ditemenin Kak Dewan. Di sana, kita numpang di
rumah salah satu takmir masjid, Pak Tar. Selama tiga kali survey lokasi, survey squad sempet nginep di sana, kulonuwun
sama pak dukuh, ikut panen ketela, ikut ngajar ngaji, treking ke bukit-bukit,
sampe ada tragedi helm kesemutan dan ban motor pecah pas perjalanan pulang.
Survey Squad: Gue, Aufi, Lintang, Okky, Bang Dewan
Singkat cerita, segala persiapan
sudah kita usahakan. Demi meminimalisasi konflik (dalam dua Andalusia sebelum
ini, selalu terjadi konflik yang mengakibatkan kegiatan nggak berjalan lancar),
gue sampe menunjuk empat “jenderal” yang gue anggep paling ngerti acara ini.
Mereka adalah Aufi, Lintang, Okky, dan Yaya. Mereka bertugas buat menggantikan
peran gue agar kegiatan tetap berjalan, in
case nantinya gue menghilang karena suatu hal.
Kalo diinget-inget, persiapan
Andalusia emang mayan hectic, tapi boleh dibilang sangat menyenangkan. Gue
jelas nggak hectic sendirian. Ada temen-temen panitia dan kating lainnya yang
membantu dengan usaha maksimal demi terlaksananya kegiatan ini. Kalo boleh
ngaku, gue justru merasa kerja gue dikit karena antusias dan semangat
temen-temen. Semua memberikan kontribusi terbaik sesuai porsinya masing-masing.
Special thanks to para PH Andalusia karena udah jadi tim yang super solid,
menyenangkan, amanah, dan saling bantu. Salut!
H-2 acara, gue bikin ini dong
buat nyemangatin diri gue sendiri dan para koor. Hai, kalian masih pada inget ini
ga? Wkwk.
Bersambung ke Part 2...
Kok gue terharu ya 😢
ReplyDeleteAduh gak bisa ngetag kadogama terkece yak ��
ReplyDeleteAntusias atau antusiasme (?)
ReplyDeleteNama qu salaaah
ReplyDeleteAku sengaja tidak menulis namamu dengan benar hehe
Delete