Friday, October 19, 2018

Andalusia 1437 H dan Segala Hebeh-Hebehnya (Part 2)


... Sambungan dari part 1

Andalusia 1437 H digelar selama 3 hari 2 malam, tepatnya pada Sabtu-Senin, 10-12 September 2016. Idul Adha-nya sendiri jatuh di tanggal 12, pas hari terakhir Andalusia. Rangkaian acaranya meliputi sosialisasi pengolahan pupuk dari kotoran sapi, games anak, ngajar TPQ, outbond volunteers, pengajian, panggung desa, takbiran, dan acara intinya, penyembelihan serta pendistribusian hewan kurban.

Ada dua kloter pemberangkatan utama, yakni Sabtu siang dan sore. Gue berangkat bareng kloter pertama. Kloter pertama ini punya tugas buat beres-beres masjid dan pendopo yang bakal jadi basecamp panitia. Menjelang malem, gue dan beberapa anak diajak Pak Tar buat ikut hajatan di salah satu rumah warga. Di hajatan itu, kita sekalian kulonuwun (minta izin/permisi) sama warga kalo kita bakal berkegiatan di sana selama beberapa hari ke depan. Selesai dari situ, gue balik ke basecamp. Ternyata kloter kedua udah sampe di sana. Kita pun menggelar briefing untuk kegiatan esok hari.


Malem ini, yang akhwat bermalam di pendopo, sedangkan yang ikhwan berbagi di rumah Pak Tar dan di Masjid. Belum lama mapan buat tidur di masjid, tiba-tiba Faisal ijin ke gue mau balik ke kampus. Katanya dia meninggalkan sesuatu yang sangat penting berkaitan dengan mitra kita. Dia mau balik malem ini juga dan balik pas sebelum subuh. Jelas gue nggak ngizinin awalnya -_- Bahaya banget perjalanan malem-malem gini, mana sepanjang jalan gelap gaada lampu.

Tapi, karena Faisal orangnya sangat keras kepala amanah, dia merasa ini tanggung jawabnya buat ngambil barang itu, sekalian dengan beberapa perlengkapan lain yang ketinggalan. Gue pun kasih boleh dia balik. Dia pergi, gue tidur. Sekitar jam setengah 4 sebelum subuh, gue dibangunin Faisal. Alhamdulillah, gue bersyukur bocah ini balik dengan selamat. Kita pun membangunkan yang lain buat sahur puasa arofah.

Masuk hari kedua. Berhubung ini hari Minggu, panitia mengosongkan jadwal bersama warga di pagi hari untuk menghormati ibadah Minggu pagi di gereja. Untuk mengisi waktu, kita mengadakan senam pagi, dilanjut outbond panitia dan volunteer. Acara ini mengajak seluruh panitia dan volunteer treking jalan-jalan keliling desa. Kita semua dibagi jadi beberapa tim dan bermain games di pos-pos yang sudah ditentukan. Berasa LK banget deh pokoknya. Bedanya, kalo LK kita yang “dikerjain” sama kating, di sini kita panitia bisa ngerjain kating juga wkwk. Bagian ini adalah hal yang sangat baru di Andalusia.

Senam leher dulu biar lemes 



Setelah selesai outbond, panitia bersiap-siap untuk kegiatan selanjutnya. Sekitar jam 10 sampe siang, bakal ada dua acara yang berjalan bebarengan, yakni sosialisasi pengolahan pupuk dari kotoran sapi dan games anak. Sosialisasi diadakan di balai padukuhan, sedangkan games anak di lapangan depan pendopo.

  



Siang harinya, kegiatan relatif santai. Setelah full kegiatan sejak pagi, akhirnya panitia dan volunteer punya waktu yang agak luang. Beberapa anak ada yang tidur siang, ngobrol santai, main sama anak-anak, dll. Menjelang sore, beberapa panitia ada yang mempersiapkan penampilan dan latihan bareng anak-anak buat tampil di panggung desa nanti malem.

Sore hari, kami berbagi tugas lagi. Ada yang mendekor pendopo sedemikian rupa biar acara Panggung Desa ntar malem berkesan dan meriah. Temen-temen konsumsi sedang berjuang di dapur nyiapin buat buka puasa. Ada juga yang ngajar TPQ buat anak-anak. Menjelang maghrib, kami mengadakan pengajian di masjid. Nah, pengajian ini sebenernya sempet ada sedikit permasalahan terkait pembicara -_- Akhirnya, pengajian diisi sama ustadz dari kating JMF sendiri wkwk.





Maghrib pun tiba. Panitia, volunteer, dan warga dusun takjilan bareng di masjid. Selesai sholat maghrib, kami semua makan di basecamp.

Laisa ukhwah fii tho'am!

Selepas isya, kita siap-siap buat Panggung Desa. Gue lupa persis isi acaranya apa aja, kalo ga salah ada penampilan anak, puisi, nasyid akustik, awarding games anak tadi siang, dan penampilan spesial dari panitia. Setelah Panggung Desa kelar, kita lanjut takbiran dan ramah-tamah sama warga. Di desa ini, nggak ada budaya takbiran keliling kampung. Biasanya takbiran dikumandangkan di masjid atau pendopo ini. Gue dan beberapa anak stay buat takbiran bareng warga di pendopo sampe ketiduran di sana wkwk.





Bersambung ke part 3...

No comments:

Post a Comment