Allahuakbar, Allahuakbar,
Allahuakbar, Laa Ilaaha Illallahu Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilhamd.
Tibalah kita di hari raya Idul
Adha 1437 H, sekaligus merupakan hari terakhir dari seluruh rangkaian Andalusia.
Selepas sholat subuh, temen-temen pada bersiap buat sholat Ied. Ada yang mandi,
ada juga yang nggak wkwk. Sholat Ied dilaksanakan di masjid. Selesai sholat Ied
dan mendengar khutbah, kami bersalam-salaman dengan seluruh warga. Suasana yang
sangat syahdu.
Daaaannn ini dia bagian favorit
gue, acara puncak, substansi inti dari seluruh rangkaian Andalusia:
perkambingan! Selepas sholat Ied, kita semua langsung bersiap buat
potong-potong hewan kurban. Mengasah pisau, gali lubang darah, pasang instalasi
pengulitan, dll. Pemotongan hewan kurban pun digelar mulai dari penyembelihan,
pengulitan, pencacahan, sampe bersihin jeroan. Anak-anak juga sempet nyate di sela-sela pemotongan. Nggak cuma yang di lapangan. Dapur pun mengepul, seluruh
panitia konsumsi dan ibu-ibu sibuk di sana menyiapkan ransum.
Ini calon gule, yang belakangnya calon tongseng
Awas ntar salah potong pak
Serius banget itu mukanya wkwk
Nyate dulu bos!
Simbok-simbok bergulat dengan bumbu dapur
Mbak-mbak belakang layar yang mumet administrasi
Daging kurban siap dibagikan
Gue inget betul. Suasana pagi itu
sangat menyenangkan. Di sini, panitia, volunteer, dan warga saling bahu
membahu. Ohiya, kating dan alumni JMF juga pada dateng. Mulai dari angkatan
2010-2016 hadir buat menikmati suasana Idul Adha bersama. Susah mendeskripsikan suasana pada pagi hari
itu. Yang kayak begini ini yang bikin aku selalu rindu sama Idul Adha, sama
Andalusia.
Singkat cerita, seluruh kegiatan
selesai sekitar siang. Setelah puas menyantap menu kambing, becanda, dan
foto-foto, kami semua pulang. Semua, kecuali gue sama Faisal. Waktu itu, ada
sedikit permasalahan terkait hewan kurban yang telat dateng. Kita berdua
tinggal buat menyelesaikan masalah ini bareng Pak Tar. Setelah ada kesepahaman,
kami sholat ashar, lalu pulang.
Pas perjalanan pulang, gue
ngobrol sama Faisal. Gue sempet nyeletuk, “Sal, gue melihat proyeksi PH JMF
tahun depan ada di PH Andalusia ini.” Waktu itu, gue cuma asal ngomong aja,
nggak ngerti juga siapa bakal jadi apa. Tapi, gue merasa kalo orang-orang yang
ada buat Andalusia ini punya potensi besar buat jadi PH JMF. Tebakan gue nggak
terlalu jauh meleset. Dari 10 PH Andalusia, cuma gue sama Dina yang nggak jadi
PH JMF 2016/2017.
Anyway, nostalgia tentang Andalusia
selalu menjadi hal yang sangat emosional buat gue. Pertama, gue join JMF
gara-gara gue terkesan sama Andalusia yang gue ikutin pas masih maba (1436 H).
Terus, di Andalusia 1437 H inilah pertama kalinya gue pegang suatu kegiatan pengabdian
masyarakat yang mayan gede dan melibatkan mayan banyak orang. Lebih dari itu,
gue merasa beruntung banget punya tim yang luar biasa hebat dan selalu support
sejak awal, selama persiapan, pas pelaksanaan, sampai akhirnya terselenggara.
Terima kasih banyak buat JMF dan teman-teman semua karena udah ngasih gue
kesempatan dan pengalaman yang super berkesan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Gue
sadar betul kalo Andalusia 1437 H masih banyak cacadnya. Tapi, gue boleh
berbangga karena Andalusia tahun tersebut menjadi peletak pondasi bagi
Andalusia tahun-tahun selanjutnya. Evaluasi dan inovasi terus dilakukan demi
terselenggaranya Andalusia yang lebih baik dan lebih bermanfaat di kemudian
hari. Gue bersyukur karena masih bisa dipertemukan dengan suasana Idul Adha
bersama warga Desa Petir dan teman-teman JMF hingga dua tahun berikutnya.
Semoga Andalusia ke depannya (kalo masih ada wkwk) selalu selalu bisa
memberikan manfaat bagi sesama :)
Fin.
Fin.
No comments:
Post a Comment