Saturday, December 28, 2013

Goes To Jatim Park

Wah, udah lama banget ya gue nggak nulis di sini lagi. Maklum lah, sekolah minim fasilitas dan padat kegiatan itu (MAN IC S,red) membuat gue cuma bisa sekali-kali posting, atau bahkan nunggu liburan buat ngisi blog. Liburan? Ya, sekarang  lagi libur akhir semester satu.

Kali ini gue mau cerita tentang salah satu agenda liburan gue bareng anak-anak Astonic yang berasal dari JATMICO (Jawa Timur Community). Gue iseng ngasih nama acara ini Jatmico Astonic waNna Come To jatimparK yang disingkat JANCTK. Tapi tentu nama ini mengundang banyak kontroversi dan pada akhirnya nggak kepake juga. Sebut saja acara kali ini JATMICO Goes To Jatim Park (Nah, ini lebih baik).

Kalo gue boleh merasa, ada dua manusia pencetus diadakannya acara ini, yakni gue dan Topik. Acara jalan-jalan ini udah diusulin sejak pertengahan semester satu ini. Sejak itu, gue pun rajin berkoar-koar ke setiap anak Jatmico kelas XI yang gue temui.

Rencana ini kelihatan makin terealisasi dengan diadakannya kumpul Jatmico dari Astonic buat ngebahas ini. Kita ngumpul sambil makan siang bareng. Lagi-lagi gue iseng ngasih nama ngumpul kali ini dengan RABIES alias Rapat Biesar (maksa). Oke, kita sepakat buat jalan-jalan ke Malang, tepatnya Jatim Park 1, pada tanggal 26 Desember 2013.

Semuanya udah direncanain, dan akhirnya tibalah waktu liburan. Awalnya sih banyak banget yang mau ikut, bahkan hampir semuanya. Tapi dalam beberapa hari liburan ini (sebelum tanggal 26) banyak yang tiba-tiba mengonfirmasi kalo dia nggak bisa ikut. Gue dan Topik agak takut kalo acara ini bakal batal. Tapi gue masih punya harapan, karena beberapa anak emang semangat banget sama acara ini. Ya, gue masih punya harapan.

Tanggal 25 siang, Topik dateng ke Kediri. Emang udah direncanain Topik mau nginep di tempat gue semalem sebelum ke Malang. Dia pun gue ajak jalan-jalan ke beberapa tempat di Kediri bareng temen MTs gue, Tarim. Besok paginya, anak-anak dari Kediri ditambah Topik ngumpul di halte buat nyegat bis ke Malang. Peserta dari sini ada gue, Bintang, Ica, Topik, Mirza, dan adeknya Mirza.

Kita sampe di Malang sekitar jam delapan (kalo nggak salah). Satu per satu anak berdatangan dan akhirnya terkumpul 14 manusia yang mau jalan-jalan bareng. Mereka adalah gue, Topik, Azzam, Mirza, Jijeh, Ica, Bintang, Zaenab, Alma, Dila, Atik, dan Senda, ditambah adeknya Mirza dan adeknya Atik juga ikutan.

Nah, segitu aja prolognya. Selanjutnya gue jelasin pake foto-foto aja yaa...

Pamer tiket masuk Jatim Park yang berbentuk gelang

Sebelum masuk rute pertama, di depan gong keberuntungan

Rute-rute awal di Jatim Park dipenuhi hal-hal yang berbau teknologi, ilmu pengetahuan, adat dan budaya, sejarah, dll.

Karapan Sapi...

Katrol, pelajarannya anak kelas lima SD

Di atas replika sebuah candi

Di depan ruangan yang penuh diorama sejarah Indonesia


Dan ini dia yang ditunggu-tunggu.. Wahana permainan..!!!

"Flying tornado" menjadi wahana yang menurut gue paling "nggak nyantai"

Gue nggak ikut naik ini, "Colombus". Muka mereka kelihatan masih seger karena ini masih awal-awal

Bendera Astonic ikutan naik "Spinning Coaster"

Habis basah-basahan di "Rumah Pipa"

Basah-basah yang tadi langsung dikeringin pake "Air Swinger"

Entah mengapa gue sangat terkesan sama wahana "Air Swinger" ini. Bukan karena menjadi wahana terakhir yang gue naikin, tapi karena suasana di atas yang amat sangat romantis. Gimana enggak? Kita diputer-puterin di udara dengan santainya dan kita ngga bisa denger suara lain selain suara orang yang duduk di sebelah kita. Sayang, sebelah gue waktu itu bukan seorang cewek, melainkan Azzam -_____-

Ada banyak wahana lain yang nggak kefoto karena fotographer-nya juga ikut maen. hahaha. 

Dan sekarang waktunya makaaaann....


Gaya anak-anak pas makan di food court

Dan akhirnya jam menunjukkan pukul setengah lima sore. Orang-orang di dalam mulai diimbau untuk meninggalkan Jatim Park karena sebentar lagi mau tutup.

Suasana habis keluar Jatim Park


Masih ada foto-foto lain lagi nih...


Tetep narsis pas lagi ngantri

Gue, Azzam, dan topi kebo (sapi, deh) baruya

Gue dan topi barunya Azzam yang imut bukan main

Meratapi kehidupan?

Anak Neo-Maxis yang tergabung dalam perjalanan ini

Kedua "project officer"

Souvenir bertuliskan "Astonic Jatmico"

Habis keluar Jatim Park, gue nggak langsung pulang. Ada enam anak pendatang yang bakal nginep semalem di Malang. Mereka adalah gue, Topik, Azzam, Zaenab, Ica, dan Jijeh. Zaenab nginep di rumah Alma, Ica dan Jijeh nginep di rumah Atik, sedangkan gue, Azzam, dan Topik nginep di masjid deket rumah Atik.

Enam manusia pendatang yang akan bermalam di kota apel ini 

Terima kasih gue ucapkan kepada ketiga bidadari-bidadari Astonic dari Malang ini, yang telah bersedia menjadi tuan rumah dan mengorbankan segalanya demi kelancaran acara jalan-jalan ini.

Atik, Dila, dan Alma

Ya, inilah cerita tentang jalan-jalan liburan kali ini. Kalo jalan-jalannya sih mungkin udah biasa buat beberapa anak, dan pasti ada tempat yang jauh lebih seru buat dikunjungi daripada Jatim Park. Tapi, kebersamaannya itu lho, yang bikin jalan-jalan kali ini bener-bener spesial. Sangat mengesankan bagi gue, bisa jalan-jalan bareng temen-temen Astonic se-Jawa Timur. Pokoknya rugi banget deh buat yang nggak bisa ikutan. Mwehehehe...

Sunday, October 20, 2013

The Sweet Seventeen


Apa yang lo pikirkan pas denger kata “sweet seventeen”? Seseorang sedang berulang tahun yang ke-17? Seseorang yang mulai beranjak dewasa? Seseorang sedang mengalami masa paling labil dalam hidupnya? Yak, nggak ada yang salah. Dan coba tebak, berapa umur gue? 15 tahun!

Apa hubungannya? Nggak ada sih.

Dialah MAN Insan Cendekia Serpong, sekolah tempat gue dipenjara sekarang, yang pada tanggal 21 September 2013 lalu merayakan sweet seventeen-nya.

Entah karena temanya sweet seventeen atau karena kebetulan aja, tapi gue merasa kalo acara milad IC tahun ini jauh lebih meriah dari yang tahun kemaren. Panitia dari pihak guru diterjunkan, kerja keras luar biasa dari temen-temen OSIS dan angkatan, serta kontribusi dari para penampil, membuat acara ini bener-bener kerasa kayak milik seluruh civitas MAN IC.

Oh ya, persiapan acara ini juga seru banget loh. Malem sebelum acara, banyak banget manusia berkeliaran di sekitar GSG. Ada yang nggelar terpal, latihan buat tampil, dan nge-dekor GSG.

Dekor? Wuih, dekor yang kali ini bener-bener ngingetin gue sama BINGO. Kain warna-warni, ornamen-ornamen darikertas karton, balon-balon, dan wow, meriah banget intinya. Iya sih, emang nggak “separah” BINGO. Tapi, bagaimana “cara” nge-dekor itulah yang bikin gue inget sama acara supermegah tadi. Emang nggak semuanya ikut terjun, tapi sebagian besar kelas XI dengan bantuan beberapa kelas X ikut bantuin dekornya.

"Face Morpher" sedang latihan buat tampil


  

Suasana ketika mendekor GSG

Lihat, Sersan Hilman sedang beraksi!

Hari itu, Sabtu, 21 September 2013, sekolah libur. Semua kegiatan terfokus di gedung serba guna (GSG). Kita semua merayakan milad IC yang ke-17 ini dengan menonton performances, lomba menghias nasi tumpeng per kelas, tuker kado tiap angkatan, dan mendengar semacam seminar dari seorang alumni IC yang juga penulis buku Notes From Qatar, Kak Muhammad Assad. Seminggu sebelum itu, divisi gue, divisi jurnalistik juga ngadain lomba bikin puisi dan poster dengan tema “Sweet Seventeen IC”. Hasil-hasil karya dipajang pas acara hari Sabtu itu.

Gue dan poster/puisi hasil karya dari tiap kelas

"Goreskan Ungkapanmu" dipasang di dekat pintu masuk GSG

Betapa megahnya panggung dengan para penampil

Kak Muhammad Assad sedang bertausiyah

Ngambil nomer togel dalam tuker kado Astonic

Suasana GSG saat lomba menghias tumpeng dimulai, diiringi penampilan-penampilan

Lomba ngehias tumpeng...


Finally, makan-makan tumpeng sekelas..!!
(Kelihatan banget kalo cara makan cewek sama cowok itu beda)


Keren loh, divisi jurnalistik (namanya Nano Nano) jadi satu-satunya divisi OSIS yang “menyelip” di acara Sweet Seventeen IC ini (nggak penting). Lomba ini juga menjadi lomba pertama yang diadain sama Nano Nano.

Berhubung gue dari divisi jurnal, beberapa hari sebelum acara gue dapet tawaran dari salah seorang guru buat mewawancarai Kak Assad. Wow, jelas gue seneng banget. Bisa dibilang, Kak Assad adalah salah satu inspirasi dalam hidup gue. Lewat bukunya juga gue mendapat motivasi yang besar buat masuk ke IC. Dan sekarang gue bisa ngobrol dengannya. Dia orangnya baik banget, asik lagi. Gue juga dapet tanda tangannya buat salah satu bukunya yang gue punya, Sedekah Super Story. Yah, gue merasa ini adalah suatu pencapaian besar, baik bagi gue secara pribadi maupun bagi divisi gue.


Nano Nano with Kak Assad

Moga-moga acara kayak gini selalu mengingatkan kita dan memotivasi kita semua untuk tetap berprestasi, berinovasi, dan berkarya untuk memajukan MAN IC Serpong.

Sunday, August 18, 2013

Mereka, C-Action!

Bayangkanlah, lo sedang tinggal di sebuah rusun kecil di daerah terpencil, di pinggiran hutan bambu dan persawahan. Sumber cahaya cuma ada di sekitar lo aja. Lo nggak bisa ngelihat beberapa meter lebih jauh ke dalam kegelapan. Suara-suara mencekam terdengar dari kejauhan, bahkan tak jarang terdengar dekat. Seakan-akan sesuatu yang nggak diketahui wujudnya ingin menghantui lo.

Kejadian-kejadian janggal sering membuat tidur lo ngga nyenyak. Bawaannya jadi takut ke kamar mandi sendirian pas malem-malem. Dan setiap kali lo boker di tengah malam, selalu ada suara orang memakai sendal, lalu berjalan di atas tanah, dan suara itu terjadi berulang-ulang sampai lo keluar dari kamar mandi. Padahal saat itu semua orang di rusun sedang tidur.

Gue nggak mengada-ngada. Gue pernah mengalami itu semua bareng temen-temen gue, The FICTION, dulu pas masih tahun pertama (kelas 7) di MTs. Di MTs gue, anak akselerasi tinggal di asrama, yang lebih dikenal dengan nama MAHAD. Mahadnya sendiri terletak di salah satu pojokan madrasah, dibangun di atas bekas hutan sekolah. Di depan mahad adalah tempat parkir sekolah, yang menjadi jalan menuju masjid kalo pas lagi hujan. Di belakang mahad ada kebon. Gak tau itu kebon apa, pokoknya bukan milik madrasah dan jarang terlihat dikunjungi oleh manusia.

Kalian pasti bisa bayangin, gimana rasanya hidup dalam suasana mencekam seperti itu. Apalagi suasana MTs pas malem-malem, angker, gelap, dan cuma bagian asrama doang yang terang benderang. Apalagi kuadrat, gue sering tidur paling malem, atau kadang-kadang kebelet boker pas tengah malem. Yah, ini hanyalah satu dari sekian derita yang gue alamin bareng temen-temen seperjuangan gue di kelas aksel.

Selama setahun, malam-malam seperti itu pun kita lalui, di pojokan MTsN Kediri 2 tercinta. Hingga pada saatnya kita naik kelas. Ini adalah suatu pertanda. Pertanda bahwa The FICTION bakal punya adek kelas. Yeyyy......!!!

Ya, memang inilah yang sudah kita tunggu-tunggu, bahkan sejak sebelum tahun ajaran baru. ADEK KELAS..! Selama setahun ini, rasanya cuma kita sendiri yang merasakan penderitaan menjadi anak aksel, entah secara sistem pembelajaran maupun secara mental (jadi inget hinaan cercaan yang dilontarin sama anak kelas laen -___-). Akhirnya, kita akan punya saudara seperjuangan. Yeah!!

Gue inget, bahkan pas adek kelas masih MOS, anak kelas gue udah berani masuk-masuk ke kelas mereka dan kenal-kenalan. Kita juga ngajakin mereka main ke mahad alias asrama, calon tempat tinggal mereka nanti. Singkat cerita, kini mereka jadi temen kita di mahad. Mereka menamai diri mereka C-Action.

Ibarat sang surya yang menyinari dunia, mereka datang membawa semacam “pencerahan”. Segala angker yang dulu dirasa kini menghilang, diskriminasi atas kelas aksel berangsur-angsur berkurang sampai nggak ada lagi, makanan makin hari makin enak, kucing-kucing lucu berdatangan, dan ustadzah wali asrama berubah jadi baik (iyakah?). Tapi lebih dari semua itu, kita jadi merasa punya teman tinggal di mahad. Ya, kini kita memiliki saudara, adek kelas.

Gue nggak tau apa yang terjadi di cewek. Tapi kalo di cowok, The Fiction dan C-Action bener-bener deket. Gaada yang namanya kakak kelas – adek kelas. Semuanya sama-sama bareng. Main sepak bola bareng, main Dota bareng, makan bareng, tidur bareng (?).

Buat yang ceweknya, gue secara pribadi juga lumayan deket sama mereka. Dulu gue bertekad bakal menjadi anak cowok pertama yang hafal semua cewek C-Action. Sebagai anak paling gaul di kelas, tentu gue berhasil. Gue dan beberapa temen gue juga sering godain mereka. Seringkali iseng ngetok pintunya, terus kabur. Bahkan kadang-kadang sengaja buka pintu, terus kabur. Yah, masa-masa kelam ya begini ini -__-” (Maaf ya, buat yang merasa sering dikerjain. Hehe).

Adek-adek kelas gue yang satu ini emang punya banyak perbedaan sama kita, kakak-kakak kelasnya. Bisa dibilang, gue sering merasa iri sama mereka. Mereka memulai hidup mereka di mahad ketika sistem sudah mulai stabil (maklum, gue kan angkatan pertama, jadi kayak kelinci percobaan gitu).  Mereka juga kelihatan lebih kompak, nggak terlalu banyak konflik. Nggak kayak kelas gue yang cowok sama ceweknya hampir ga pernah akur. Mereka kayaknya sering foto lengkap sekelas, yang mana kelas gue cuma pernah melakukan hal itu sekali. Mungkin anak-anak kelas mereka lebih narsis daripada anak kelas gue. Haha...


Yah, semua itu hanyalah “kelihatannya”, “kayaknya”, dan “mungkin”, alias apa yang gue lihat tentang mereka. Gue sendiri nggak tau bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri. Yang jelas, rasa iri gue sebenernya adalah rasa bangga, karena mereka punya banyak hal yang nggak dimiliki The Fiction. Selain itu, mereka juga baik-baik dan asik-asik. Bahkan sesekali gue lebih merindukan mereka daripada kelas gue sendiri, The Fiction. Karena jujur saja, gue pernah punya suatu urusan dengan kelas ini, yang itu menjadi salah satu kenangan paling penting dalam hidup gue.

Mereka beranggotakan 14 anak manusia, dengan komposisi 5 cowok dan 9 cewek. Bagus, David, Iggoor, Syahrul, Rafly, Tira, Ima, Dea, Indah, Qila, Risma, Monica, Salsa, dan Bella. Dua di antara mereka, Rafly dan Ima, menjadi penerus gue di MAN ICS.


Ini semua terjadi sudah cukup lama, ketika The Fiction dan C-Action masih tinggal dalam satu asrama, satu mahad. Setelah lulus, gue nggak terlalu banyak tahu tentang hubungan mereka dengan adek kelas yang baru, Antiction (angkatan ketiga). Yang jelas, di awal tahun ajaran baru ini, gue sempet merasa kaget, “Wow, perasaan kemaren mereka baru masuk MTs deh. Kok sekarang udah pada SMA ya?” Yak, tahun ini mereka baru lulus dari MTs. Tapi, mereka akan tetep menjadi adek kelas gue yang paling imut sedunia :3

Beberapa The Fiction dan semua C-Action pas perpisahan angkatan gue

Wednesday, August 14, 2013

Haeyy..Gue mau share sebuah gambar nih~

Yak, mumpung liburan, gue iseng-iseng pengen belajar desain grafis. Yang sederhana aja sih, cuma desain kaos. Tapi gue seneng banget, karena menurut gue karya pertama ini nggak sejelek yang diperkirakan.


Sebenernya ini adalah kali kedua gue ngotak-ngatik corel draw buat bikin kayak beginian. Percobaan pertama menghasilkan sesuatu yang bahkan gue nggak tau itu apaan. Nah, pas gue di IC, gue sering ngelihatin temen gue yang lagi desain kaos angkatan. gue jadi ngerti beberapa tombol baru, dan bisa gue coba pas liburan sekarang.

Saturday, August 10, 2013

Gue dan Sesuatu yang Bernama Jurnalistik

Jurnalistik? Hmm.. Sebenernya udah sejak kecil gue menaruh (?) minat gue di sana. Saat gue mulai mengenal asyiknya tulis menulis. Ketika itu gue masih SD, dan gue sudah menulis di blog yang sekarang gue tinggalkan dengan dua posting di sana. Sayangnya, di SD dulu belom ada ekskul jurnalistik.

Suatu hari, seorang dari alumni berkata padaku, “Di MTs 2 ada organisasi jurnalis lho dek, namanya Fikruna. Kamu ikut aja.” Sejak itu gue jadi pengen cepet-cepet lulus SD biar bisa ikut Fikruna. Alhamdulillah, gue lulus SD dan masuk ke MTs 2. Gue pun join ke Fikruna tanpa pikir panjang. Gue pun mendapat ilmu baru di sana. Gue baru tahu kalo jurnalistik nggak sebatas tulis-menulis artikel doang. Di dalamnya juga ada fotografi, desain grafis, layout-layout gitu, mading, wawancara, dll.

Banyak pengalaman seru gue lalui bareng Fikruna, apalagi pas acara School Contest V yang diikuti oleh SMP/SMA sederajat dari seluruh Karesidenan Kediri. Ada macem-macem lomba, seperti perang mading, jurnalis blog, fotografi, band sekolah, akustik, dance, putri lingkungan, dll.

Fikruna tentu gak mau ketinggalan di lomba-lomba jurnalistiknya, terutama PERANG MADING. Sebelum acara, kita bela-belain nginep di sekolah buat ngerjain mading 3D. Terus, jaga mading di spot lombanya dari pagi sampe malem, selama tiga hari. Selama itu, gue kenalan sama kru-kru mading dari sekolah lain.

Mading super keren punya Fikruna

Beberapa kru mading Fikruna Matsanda

Pas malam puncak, bersama 2 penghargaan

Oh ya.. Sebenernya gue bukan bagian dari kru mading. Pas School Contest, gue ikutan lomba blog jurnalis, yang sistem lombanya sama persis sama journalist on the spot-nya Sonic Linguistic (bedanya, jurnalis blog di SC satu tim 3 orang, ngga individual kayak JOTS-nya Sonlis). Tapi, sebagai anak Fikruna, gue juga tetep bantu bikin mading. Gue bahkan menjaga mading lebih lama dari kru mading yang laen, karena gue harus stay di gedung tempat lomba itu dari pagi sampe malem, demi memburu berita. Gak kayak kru mading yang bisa gantian jagain mading. Sayang, pas itu blog gue belom menang.

Prestasi Fikruna sebenernya cukup membanggakan. Tapi entah mengapa, Fikruna menjadi organisasi yang paling dicampakkan oleh pihak sekolah di antara 5 organisasi besar di MTs. Jelas kita kesel gara-gara ini. Tapi, gara-gara itu juga kita dipersatukan, dikompakkan. Fikruna adalah pelarian pertama gue kalo gue bosen ato ada konflik di kelas. Bisa dibilang, gue cinta sama organisasi yang satu ini.

Gue seneng karena berkesempatan menularkan bekal yang gue dapet dari Fikruna di kelas. Gue ketua kelas pas tahun kedua, dan gue pimpin kelas gue dalam lomba mading 2D antar kelas. Ini adalah satu dari sangat sedikit lomba antar kelas yang kelas gue diizinin buat ikut. Maklum, kelas aksel. Gue coba memanfaatkan potensi dari semua anggota kelas (yang kebanyakan dari mereka ngga sadar itu). Alhamdulillah, kelas gue pun jadi juaranya. Kelas gue ngalahin 9A yang sejak dulu terkenal selalu memenangkan lomba mading kelas, di lomba mading pertama yg kita ikuti.

Mading berjudul "Kampung Nusantara" bersama bidadari-bidadari The FICTION

Selama MTs, pergerakan gue di organisasi sangat dibatasi (yah, walau pada kenyataannya gue sering melanggar batas itu). gue berniat untuk “balas dendam” di SMA nanti. Dan Alhamdulillah, gue diterima jadi siswa di IC. Dulu, gue berangan-angan untuk melanjutkan kesibukan gue di bidang jurnalistik. Tapi entah, gue agak kecewa sama ekskul jurnalis di IC. Jurassic (nama ekskul jurnalis) nggak terlalu kelihatan performanya. Gak pernah ikutan lomba, anggotanya pada males ngumpul, dan kelihatan aja kurang berkarya. Jurnalistik dianggep sebagai sesuatu yang nggak terlalu penting. Hal ini pelan-pelan membuat gue lupa dengan jurnalistik.

Namun, sekarang gue menatap ke depan. Gue dapet amanah buat jadi koordinator OSIS divisi jurnalistik di kelas XI ini. Gue jadi merasa diingatkan kembali kepada apa yang dulu gue gemari. Jurnalistik memang bukan cita-cita gue.  Bakat pun bahkan belom tentu. Ia hanya sebatas minat, kegemaran, kesukaan, hobi. Namun, dulu gue banyak belajar darinya. Gue dapet banyak teman, banyak pengalaman, banyak manis-pahitnya hidup, dan banyak cinta. Ya, mulai sekarang gue akan menatap ke depan.

Saturday, June 29, 2013

Cewek Harus Seksi

Hei, semuanyaaah... Sori ya, udah lama banget gue nggak posting. Biasa, orang sibuk. Hehehe. Nah, sekarang kan lagi liburan. Gue mau ngasih posting spesial liburan, nih. Ya, POSTING SPESIAL LIBURAN... *prokprokprok*. Terima kasih, terima kasih.

Ehem. Selama ini gue terkurung dalam “penjara suci”. Di sana, gue terisolasi dari dunia luar dan segala perkembangannya. Sebenernya sih, ada celah-celah untuk tetap gaul dan update tentang perkembangan zaman. Tapi, gue lebih memilih untuk jadi prisoner yang, yah, beginilah gue. Nggak update.

Dhuarrr.... Ini liburan! Gue bebas dari penjara itu untuk beberapa hari. Dan gue kaget. Kaget setengah hidup. Ternyata dunia luar makin alay *plakk*. Tapi emang bener, kan? Oke, gue tau lo semua setuju sama pemikiran gue, bahwa dunia sekarang makin alay.

Tapi tenang, gue nggak akan bahas tentang ke-alay-an di dunia yang makin menjadi-jadi ini. Mungkin topik yang akan gue angkat kali ini udah sering dibahas di mana-mana dan udah dikemas dalam berbagai bentuk pembicaraan. Tapi, topik yang bakal gue angkat ini sebenernya CUKUP SENSITIF buat dibicarain. Kalo misalkan lo udah kebelet muntah pas baca judulnya, atau kalo lo punya penyakit jantung, kanker paru-paru, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, gue saranin lo stop membaca di sini. Kecuali lo emang merasa kuat buat lanjut membaca.

Ini tentang suatu opini, yang secara sadar ataupun nggak, mayoritas masyarakat setuju dengannya. Opini ini jika dituliskan dalam kalimat akan berbunyi : Cewek harus seksi. Ya, CEWEK HARUS SEKSI..!

Mari kita perhatikan dunia ini, dunia yang makin edan gara-gara kita, manusia yang tinggal di dalamnya. Media seakan tak ada henti-hentinya memproklamasikan opini bahwa cewek itu harus seksi. Iklan-iklan shampo yang memamerkan rambut hitam, kuat, lebat, gaada ketombe, dan semacamnya. Iklan celana jeans yang iuhhh.. -__-. Belom lagi pentas-pentas yang artis ceweknya selalu pake baju ketat, kelihatan ketek dan pahanya. Apalagi iklan sabun mandi yang modelnya pasti telanjang, cuma beberapa bagian tubuhnya aja yang ketutupan busa sabun.

Bisa disimpulkan bahwa syarat-syarat untuk jadi cewek seksi VERSI MASYARAKAT adalah sebagai berikut :
- cewek yang seksi itu pamer rambut
- cewek yang seksi itu pamer ketek
- cewek yang seksi itu pamer paha
- cewek yang seksi itu pamer lekuk tubuh

Intinya, pamer aurat!

ASTAGHFIRULLAH...

Pemikiran yang sungguh jahiliyah -_______-

Sebenernya, gue setuju sih, sama opini bahwa cewek harus seksi. Ya, CEWEK HARUS SEKSI. Tapi, gue sama sekali nggak setuju sama syarat-syaratnya. Jadi, gue akan kasih tau syarat-syarat untuk jadi cewek seksi VERSI GUE :
- cewek yang seksi itu menutup rambutnya dengan jilbab
- cewek yang seksi itu pake baju lengan panjang
- cewek yang seksi itu pake celana/rok panjang
- cewek yang seksi itu pakaiannya lebar, nggak ketat

Intinya sih, menutup aurat.

Nggak cuma itu. Biarpun gaul dan asik, cewek seksi VERSI GUE harus bisa jaga diri. Yang kayak gimana tuh? Cewek seksi kudu bisa menjaga hubungannya sama cowok, nggak asal deket-deketan sama sembarang orang. Terus, tutur katanya enak dan kerasa sejuk di hati *eeaaa. Nggak mendesah, tapi juga nggak nyolot. Dan tentu saja, tebar senyum kapan pun dan di mana pun.

Untuk menjadi cewek seksi VERSI GUE emang butuh perjuangan. Nggak kayak cewek seksi VERSI MASYARAKAT, yang asal pamer sana pamer sini, udah dianggep seksi. Emang sih, kalo mau jadi orang baik tuh butuh perjuangan.

Gue punya dua pertanyaan, satu buat cewek dan satunya buat cowok.

*Buat cewek, lo mau jadi cewek seksi yang mana, VERSI MASYARAKAT atau VERSI GUE?


*Buat cowok, lo mau dapet cewek seksi yang mana, VERSI MASYARAKAT atau VERSI GUE?

Something "Kediri" In IC

IC adalah lingkungan yang multikultural. Berbagai macam ras dan kebudayaan berkumpul jadi satu di sini. Mulai orang Minang, Betawi, Sunda, Jawa, gaul, alim, alay, dll (yang merasa disebut atau ngga disebut, mohon jangan tersinggung yaa...). Gue jadi tahu kalo Indonesia bener-bener luas dengan berbagai macam budayanya. Berhubungan dengan hal ini, maka bermunculan komunitas-komunitas kedaerahan di IC. Tujuannya tentu bukan untuk membuat perpecahan, dan tentu lebih dari sekedar “ngumpul bareng”. Komunitas-komunitas ini umumnya bergerak saat Romadhon dengan mengadakan buka puasa bareng, bahkan beberapa ada yang mengadakan pulang bareng komunitas pas libur lebaran.

Sebelumnya, gue mau minta maaf kalo ada salah sebut atau semacamnya. Mereka adalah HORAS (himpunan orang-orang rantau asal Sumatra), MEGAKOM (megapolitan community alias orang2 Jabodetabek), PARAHYANGAN atau GBF (gabisa bilang “f “alias orang2 Sunda), SEJATI (Sentral Java community), dan JATMIKO (Jawa Timur community). Lima nama itu adalah lima komunitas kedaerahan raksasa di IC. Tentu gue tergabung dalam JATMIKO.

Nah, gue berangkat ke IC juga nggak sendiri. Gue punya temen-temen seperjuangan dari Kediri. Mereka adalah Mirza, Opi, Ica, Nida, dan Bintang. Pas MTs, mereka adalah kakak kelas gue. Jadi, sampe sekarang gue masih manggil mereka pake sebutan “mas” dan “mbak”. Tapi, sekarang kita jadi seangkatan karena dulu gue aksel. Ya, kita ber-6 sekarang sedang memperjuangkan keadilan kehidupan agar tetap bertahan di IC, dan tentu saja berusaha membawa nama baik almamater MTsN Kediri 2 tercinta.

Selama di MTs, gue nggak pernah deket sama orang-orang ini. Bahkan ada di antara mereka  yang baru gue kenal gara-gara mau tes masuk ke IC. Tapi, sekarang mereka justru jadi temen-temen deket gue. Kita lumayan sering ngumpul kalo dibandingkan sama anak-anak kota/daerah lain. Pas ngumpul, kita biasanya ngobrol-ngobrolin gitu lah. Biasa, anak muda. Hehe banyak hal. Misalnya, masa lalu, temen-temen di MTs, cerita-cerita selama liburan, masalah angkatan, kegiatan di kelas masing-masing, kakak kelas, guru, dan masih banyak deh. Terus, kita juga selalu sempetin waktu buat poto bareng tiap kali ada kegiatan.

Oke, sekarang kita udah punya komunitas orang-orang Kediri di IC. Sempet ada yang ngusulin nama Nagh Kediri Community, yang kalo disingkat jadi Naked Community. Awalnya kita sepakat dengan nama keren itu (kecuali singkatannya). Tapi akhir-akhir ini kita mulai nggak srek sama nama ini. Yah, mungkin pikiran kita udah mulai menjernih.

Hmmm... Kita di IC ini gak cuma sekolah. Dan, bisa dibilang anak Kediri rata-rata aktif dan berprestasi, baik di kelas, angkatan, sampe OSIS. Nah, gue mau langsung nampilin poto-poto eksis anak Kediri di IC. Beberapa di antaranya nggak lengkap, tapi selalu ada gue di sana. Yah, gue nggak tau anak-anak Kediri pernah poto tanpa gue ato nggak. Yang penting, inilah poto-poto yang gue punya...

Pas lagi kunjungan ke istana negara seangkatan. Mana istananya? Ga kelihatan, ini pas lagi di tempat parkirnya.
(dari kiri atas) Ica, Opi, Nida, Bintang, Mirza, gue

Nah, ini pas lagi jadi panitia Sonic Linguistic 2013.
Opi, Nida, Mirza, gue

Studi kolaboratif Astonic... Di salah satu spot di villa di puncak.
Mirza, Bintang, Opi, Ica, Nida, gue

Di Monas, sebelum ke Stasiun Gambir buat pulang libur kenaikan kelas. Oh ya, ini adalah sore sebelum malam HUT Jakarta loh...
Bintang, Nida, gue, Mirza

Yak, ini pas liburan puasa, Anak ICS-ICG angkatan gue ngumpul di MTs buat silaturahmi sekalian cerita-cerita.
(ICS) Mirza, gue, Ica, Opi, Bintang. (ICG) Naja, Rahma