Saturday, May 23, 2020

Ramadhan Tahun Ini, Beda!

Beberapa waktu lalu, ada kawan yang mengingatkan, “Kamu ga pengen ngupdate blogmu? Tulisan terakhirmu udah hampir setahun yang lalu lho.” Lah iya juga yak. Udah lama banget nih aku nggak nulis di sini. Kalo dilihat postingan terakhir, itu udah hampir setahun yang lalu!

Sebenarnya ada banyak hal yang terjadi selama hampir setahun ke belakang. Perjuangan nggarap skripsi sampai lulus, wisuda, mencari-cari kerja, menikmati so-called gap year bersama Ailesh, part-time di perpus, dolan kesana kemari, sampai huru-hara urusan hati. Mantap ga tuh wkwk. Tapi, entah mengapa malah jadi kurang mood aja nulis di sini gitu. Terus malah lari nulis di platform lain hehe.

Alright, I’m back here fellas!

Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat umur sehingga bisa berjumpa dengan Ramadhan tahun ini. Setelah 4 tahun sebelumnya lebih banyak menghabiskan bulan Ramadhan di perantauan, di Jogja, dengan masing-masing cerita indahnya.

Tahun pertama Ramadhan lebih banyak eksplor kajian dan buka puasa gratis di masjid-masjid seantero Jogja. Tahun kedua fokus full power jiwa raga buat ngurusin RDF (Ramadhan di Fisipol) meski di tengah badai UAS. Tahun ketiga sambil sibuk nyiapin KKN, rapat dan danusan hampir tiap hari. Tahun keempat, selain nggarap skripsi pagi-sore tiap hari di perpus, juga lebih banyak menghabiskan qtime bersama orang-orang kesayangan di perantauan.

Nah, sekarang aku mau cerita tentang Ramadhan tahun ini nih. Di tengah kondisi pandemi covid-19 ini, sebagian dari kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Begitu juga denganku. Sebelum Ramadhan kemarin aku baru saja meninggalkan Jogja untuk menunaikan panggilan diklat pekerjaan di Surabaya (Alhamdulillah akhirnya dapet kerja juga guys, hehe). Terus, beberapa hari kemudian dipulangkan untuk menjalani Learning From Home (LFH). Diklat LFH ini pun masih berlangsung sampai masuk Bulan Ramadhan ini.

Bisa dibilang, kesibukan utama di Ramadhan tahun ini ya LFH ini. Tiap hari sejak Senin-Sabtu, sejak jam 08.00 – 17.00, full dengan webinar, resume materi, e-learning, pretest-postest, dan sesekali ujian. Belum lagi kalau ada tugas tambahan, bisa kerja sampe tengah malem. Full banget rek, tanpa ampun pokoknya! Sering mata sampe kesemutan gara-gara terlalu sering ngelihat layar, kuping juga sering kelilipan karena kelamaan kecantolan headset. Boleh dibilang diklatnya memang berat, tapi mau nggak mau harus dijalani sebagai proses pembelajaran sebelum siap terjun dengan amanah pekerjaan nantinya.

Nah, di tengah-tengah LFH yang menguras lahir batin tersebut, Allah masih sangat baik dengan menghadirkan bentuk-bentuk hiburan lain. Kondisi pandemi Covid-19 ini, seperti yang sempat aku mention tadi, ternyata mengasah kreativitas orang-orang untuk tetap produktif dan menebar manfaat dari rumah masing-masing. Dan bersyukur sekali ketika dua komunitas yang sudah kuanggap sebagai rumah sendiri juga punya agenda dalam mengisi Ramadhan from home ini.

Diawali saat beberapa hari sebelum Ramadhan, Astonic berhasil konkrit mengadakan Tarhib Ramadhan Online. Yang lebih keren lagi, wacana buat ngadain kultum online hariannya juga konkrit dongg. Acara ini diberi nama OBRAS alias Obrolan Ramadhan Astonic. Acara ini rutin diadakan pada saat ba’da subuh setiap hari selama bulan Ramadhan.


Pemateri dan pendengar OBRAS berasal dari kalangan Astonic sendiri, kemudian rekamannya dipublikasikan secara umum. Berhubung pematerinya dari kita-kita juga, jadilah topik yang dibahas tiap harinya sangat beragam. Mulai dari teologi, teladan nabi, psikologi, finance, kesehatan, dll. Alhamdulillah aku sendiri dapat kesempatan berbagi dan memantik diskusi tentang kewirausahaan sosial di hari ketiga.

Bangga banget lah pokoknya sama Astonic. Jujur, selama ini aku mikir kalau Astonic itu nggak bisa diajak membicarakan hal-hal yang serius. Tahu sih orang-orangnya pada keren kalau lagi aktif di kampus atau tempat kerjanya masing-masing, tapi kukira tinggal sisa main-main becandaannya doang kalau lagi balik ke Astonic. Anggapan pun tinggal anggapan. Nyatanya, OBRAS tiap hari selalu keren terus topik bahasannya hiks. Terima kasih banyak para panitia yang sudah meluangkan waktunya untuk mikirin dan ngurusin ini! Maaf ya, ternyata aku lebih sering skip :’)


Nggak cuma OBRAS di Astonic, keluarga JMF 2015 “Embun Netes” pun punya cara yang nggak kalah asyik buat menyemarakkan Ramadhan tahun ini.

Suatu hari menjelang Ramadhan, aku iseng aja ngechat di grup, “Rek, Ramadhan gaada rencana apa-apa nih?” Nggak disangka, ternyata ada aja yang antusias buat bikin sesuatu dalam rangka menyemarakkan Ramadhan. Kemudian terkumpul beberapa ide untuk dieksekusi. Setelah mengalami serangkaian drama dalam persiapannya, akhirnya berjalanlah program Arisan Ilmu Ramadhan (atau sebut saja AIR).


AIR ini konsepnya, semua warga grup diberi kesempatan untuk berbagi ilmu. Setiap harinya digilir ada satu orang yang ngisi. Materi ilmu yang dishare bebas asal masih seputar wawasan islami. Sejak awal, aku berusaha agar AIR ini tidak memberatkan para warga grup, jadi dibuat konsepnya semudah dan sesederhana mungkin. Dan lagi-lagi, sangat nggak disangka ternyata para pengisinya malah menyusun materinya pada niat banget. Bener-bener di luar ekspektasi lah pokoknya. Terharu banget deh :’)

Lebih senengnya lagi, program AIR ini berhasil memunculkan kembali orang-orang yang selama ini cuma sider di grup. Maklum, angkatan JMF 2015 ini jumlahnya lebih dari 50 orang, jadi nggak semuanya sering muncul di grup. Nggak jarang juga AIR memicu diskusi yang mayan panjang karena materi yang dihadirkan berasal dari berbagai macam perspektif.


Dan tibalah kita di hari ini, hari ke-30 Ramadhan 1441 H. Alhamdulillah, sisa beberapa jam lagi menuju berakhirnya Ramadhan tahun ini. Seneng sih karena masih dikasih kesempatan buat silaturahmi sama temen-temen lewat OBRAS, AIR, bukber online, sampai video call random. Meski sebenernya di satu sisi, aku agak sedih juga sih karena merasa kurang maksimal aja Ramadhan tahun ini. Full sebulan cuma di rumah terus, gabisa ke masjid, kerjaan yang numpuk jadi sering lalai ibadah sunnah. Astaghfirullah. Yah, semoga kita belajar banyak pengalaman dari Ramadhan tahun ini. Aamiin.