Saturday, February 25, 2012

Bentar Lagi Lulus


Sori banget ya, buat para pembaca setia Raka Bercerita. Sori, gue telat posting dan nggak bilang-bilang dulu. Belakangan ini gue mulai disibukkan macam2 kesibukan sekolah yang dateng silih berganti. Maklum, gue kan udah kelas 9. Jadi bentar lagi gue bakalan lulus... Yeeei...!!! (bergaya cheerleader habis nelen linggis).

Tapi sebelum bisa lulus, gue mesti melewati serangkaian gue harus bisa melewati segala kesibukan yang dateng silih berganti itu. Tugas-tugas yang numpuk, Try Out (TO), ujian praktek, Ujian Akhir Madrasah (UAM), Ujian Akhir Maadrasah Berstandar Nasional (UAMBN), dan puncaknya adalah Ujian Nasional (UN). Banyak banget ya? Memang inilah ujian-ujian yang harus dilalui para siswa madrasah. Kadang gue juga ngeri sendiri sih, kalo inget-inget ini. Tapi gue harus tetep berjuang biar bisa membanggakan ortu gue.

Sebenernya gue nggak terlalu niat buat posting malem ini. Perhatiin aja, bahasa yang gue pake lebih berantakan dan gak karuan. Tapi gue mikir, lewat posting ini gue bisa minta bantuan doa kepada lo semua, para pembaca blog gue. Jadi tanpa basa basi lagi...

DOAIN GUE SUPAYA SUKSES PADA UJIAN KALI INI YA...! DOAIN JUGA SUPAYA GUE BISA LULUS DAN MASUK KE SMA YANG GUE TUJU. Oke?

Jangan lupa doain kakak-kakak kalian yang lainnya juga ya. Entah itu kelas 6 SD, 9 SMP, atau 12 SMA. Sekian postingan gue kali ini.

Saturday, February 11, 2012

Durian, Berkah dan Malapetaka


Durian... Siapa yang nggak kenal buah satu ini? Buah yang lebih enak kita panggil ‘duren’ ini adalah buah yang mendapat julukan ‘King Of Fruit’ alias raja buah. Buah ini benar-benar terkenal, sampai-sampai di setiap kardus air mineral aja ada gambar durennya. ‘Jauhkan dari bau yang menyengat,’ itu katanya. Memang, duren memiliki bau khas yang sangat menyengat. Radius dari bau duren bahkan mencapai 1.000 centimeter (baca : 10 meter). Bahkan lebih jauh dari itu.
Ada beberapa hal yang menurut gue pantas dijadikan alasan mengapa duren menyandang gelar “King Of Fruit”. Pertama, duren itu termasuk gede banget untuk ukuran buah. Bentuknya juga jauh lebih keren kalau dibandingkan dengan buah laen. Mirip rambutnya si Naruto.
Selain itu, ada hal unik lain yang menyebabkan duren mendapat julukan ‘King Of Fruit.’ Percaya atau nggak, silakan saja. Bapak gue pernah cerita begini ke gue saat kita berdua lagi makan duren bareng:
“Rak, kamu tau nggak, kenapa duren ini dapet julukan raja buah?” tanya beliau.
“Kan bentuknya sangar Pak,” jawab gue polos.
“Selain itu ada lagi tauk.”
“Emang kenapa Pak?” gue jadi penasaran.
“Duren ini makanan kesukaannya raja hutan lho. Di Sumatera sana, harimau itu doyan banget makan duren,” beliau menjelaskan.
“Memangnya penjual duren di sana nggak takut sama harimau, ya?”
“Ya nggak gitu lah. Harimau di sana makan duren yang jatuh dari pohon di hutan. Bukan beli di pasar.”
“Oh..” gue ngangguk-ngangguk.
“Jadi itu alasannya, mengapa duren disebut Raja Buah.” Akhirnya kita pun melanjutkan makan duren.
Gue pernah mengamati presepsi dari masyarakat luas tentang duren. Dari hasil pengamatan itu, gue bisa menyimpulkan beberapa hal. Gue lihat, jarang banget ada orang yang biasa-biasa aja sama duren. Pertama, mayoritas orang yang suka duren pasti cinta mati sama duren. Mereka rela melakukan apa saja untuk bisa menikmati lezatnya buah ini. Kedua, mayoritas orang yang tidak suka duren pasti benci setengah mati sama duren. Mencium baunya aja udah mau muntah, apalagi disuruh makan.
Saat kecil dulu, gue benci sama duren, tapi suka banget nyium-nyiumin bau duren. Akan tetapi, karena gue terlahir di keluarga pecinta duren, gue pun mendapat tekanan yang besar dan akhirnya sekarang gue suka sama duren, tapi nggak sampai cinta mati gitu. Kalau ada, gue makan. Kalau nggak ada juga nggak apa-apa.
Perbedaan dari pecinta duren dan pembenci duren biasanya sangat terlihat jelas. Saat di asrama, kita pernah mendapat kiriman duren dari salah seorang wali murid. Secara otomatis, anak-anak di asrama langsung terbagi menjadi dua kelompok. Yang satu suka duren, enak-enakan menyantap duren di pojokan. Yang satu lagi benci duren, mereka sok belajar di pojok lainnya. Tentu saja gue termasuk golongan yang pertama.
Lalu ada temen gue yang usil niat ngganggiun mereka-mereka yang benci duren. Secara tiba-tiba si anak mendekat ke gerombolan lain sambil membawa duren. Spontan para pembenci duren langsung teriak-teriak ketakutan. Ada yang bilang, “Uh, baunya, ampun deh,” “Jauhin ini dari gue sekarang!” ada juga yang gini, “BESOK PAGI GUE KERAMAS!” Yah, hanya karena terkena bau duren, besok paginya anak itu pun keramas.
Itulah duren. Berkah bagi siapa pun yang menyukainya, tapi juga malapetaka bagi siapa pun yang membencinya. Bagaimana dengan lo semua?

Saturday, February 4, 2012

Handphone dalam Hidup Gue


Kali ini gue mau cerita nih, tentang handphone (HP) yang pernah menjadi bagian dari hidup gue. Mau tahu HP apa saja mereka? Inilah mereka, HP-HP yang benar-benar nggak beruntung..
1. Nokia N99
Oke, ini memang kelihatan nggak masuk akal. HP ini jauh lebih mirip karya anak SD yang dibuat untuk praktikum IPA bab suara.
2. Nokia 1108
Inilah HP pertama gue yang sesungguhnya. Jadul banget ya, HP gue yang satu ini? HP ini dibeli tahun 2005 dan baru gue pakai tahun 2010, saat kelas 1 SMP. Sebelum gue pakai, pemegang HP ini adalah ibu gue.
Selama digenggam oleh ibu gue, HP ini udah mengalami banyak pengalaman naas. Salah satu yang nggak bisa gue lupain adalah ketika HP ini jatuh dari lantai dua sebuah gedung. Mungkin HP ini memang sengaja ingin bunuh diri karena nggak kuat kalau terus bersama ibu gue. Akhirnya dia menjatuhkan dirinya dan sukses pecah berkeping-keping di bawah gedung. Akan tetapi, bapak gue menyelamatkan HP ini dengan merakitnya kembali, dan ini berhasil. Dengan santai beliau berkata, “Ini masih bisa dipakai kok.” HP itu pun tetap hidup dengan keadaan cacat seumur hidup – lampu layar yang mati.
Saat masuk ke asrama sekolah, gue dibekali dengan HP ini. Awalnya HP ini digunakan buat komunikasi antara gue dan ortu gue. Tapi hal ini gue salahgunakan dan gue pakai buat sms-an sesuka hati gue. Gue jadi punya banyak temen (cewek) baru lewat HP ini. Ada yang protes??
Pengalaman yang dialami HP ini bersama gue justru jauh lebih naas. HP ini lebih sering jatuh sampai casingnya pecah-pecah. Gue juga pernah memainkan HP ini layaknya bola sepak. Saat itu kita lagi nungguin guru pelajaran tambahan. Gue tendang-tendang di koridor depan kelas bareng temen gue, Rafi. Gue juga pernah mencuci HP ini cuma buat adu kuat HP bareng temen gue. Barangsiapa berani mencuci HP-nya paling lama, dia yang menang. Dan saat itu gue menang sambil memasang wajah yang tak berdosa.
Nasib HP ini sekarang adalah tergeletak di pojokan lemari barang-barang gue dan jarang terlihat lagi.
3. Nokia 1800
Ini adalah HP kedua gue, yang masih gue pakai sampai sekarang. HP ini gue dapatkan saat bulan puasa tahun 2011 kemarin. Belum banyak pengalaman yang gue rasain bersama HP ini. Tapi kebiasaan gue menjatuhkan HP tetap nggak bisa dihindari.
4. Nokia C3
Heh, jangan salah sangka dulu! Ini bukan HP gue. Lo semua tahu kan, kalau gue belum sanggup beli HP semahal ini?
Jujur aja, ini adalah HP milik temen gue, Rafi. Jangan kira kalau gue nyolong HP ini ya! Kita memang sepakat buat tukeran HP selama seminggu. Emang Rafi anak bego. Mau aja HP bagus punya dia ditukerin sama HP gue yang biasa-biasa banget. Inilah yang dinamakan pemanfaatan teman. Mwehehehehe...
5. Samsung Galaxy Mini
 “Wow... HP mahal apa ini?” Itu adalah reaksi pertama gue saat melihat HP ini. Selama ini gue cuma bisa melihat HP ini di iklan televisi atau koran. Sekarang gue bisa menggenggamnya dengan tangan gue sendiri. Rasanya itu seperti terbang ke langit kesembilan (emang ada?).
Sebenernya HP ini juga punya orang lain sih. Lagi-lagi gue tukeran HP sama seseorang untuk yang kedua kalinya. Kali ini dengan adek kelas gue, Risma. Dia juga anak Acceleration Class Program (ACP). Awalnya dia cuma mau minjemin HP-nya buat nunjukin lagu-lagu yang dia miliki ke gue. Tapi saat itu juga, gue mengusulkan sesuatu – tukeran HP. Si Risma nurut aja. Akhirnya dia nurut aja dan kita jadi tukeran HP selama beberapa hari.
Adek kelas gue ini jauh lebih bego daripada Rafi. Biasanya dia bisa dengerin lagu atau main internet pake SGM. Tapi selama tukeran sama gue, dia cuma bisa bengong sambil nungguin sms dari gue. Malang bener nasib anak ini. Mengetahui hal ini, gue langsung mengambil tindakan cepat, yakni mengembalikan HP-nya. Jujur aja, gue kasihan banget sama anak itu.