Wednesday, October 17, 2018

Andalusia 1437 H dan Segala Hebeh-Hebehnya (Part 1)


Gara-gara nulis cerita yang kemaren, gue jadi nostalgia tentang Andalusia kan. Sebenernya, udah lama banget gue pengen nulis tentang Andalusia. Boleh dibilang, Andalusia menjadi salah satu pengalaman yang paling berkesan selama gue kuliah. Sayang banget kalo gak gue ceritain di sini. Yak, berhubung ini acara udah sekitar dua tahun lalu (lebih wkwk), gue akan coba mengingat-ngingat apa aja yang terjadi selama gue ngurus Andalusia 1437 H.

Semuanya berawal dari musyawarah angkatan 2015 untuk menentukan siapa penanggung jawab atas tiga kegiatan yang diamanahkan ke angkatan kita: Salimpol (penerimaan anggota baru), Andalusia (Idul Adha), dan Latihan Kepemimpinan (LK) 1. Singkat cerita, gue ditunjuk buat pegang Andalusia. Seinget gue, alasan forum waktu itu sederhana, karena gue satu-satunya cowok di forum itu yang pernah ikut Andalusia tahun sebelumnya. Karena sadar betul bahwa gue nggak bisa kerja sendiri, gue pun langsung ngetag Okky jadi partner buat ngurusin Andalusia.

Oiya, sedikit penjelasan tentang Andalusia. Andalusia merupakan akronim dari Antusias dalam Alunan dan Semarak Idul Adha. Sesuai namanya, Andalusia digelar oleh Jamaah Muslim Fisipol (JMF) untuk menyemarakkan Idul Adha, sekaligus wujud pengabdian masyarakat desa. Biasanya, Andalusia diselenggarakan di desa-desa yang terpencil di sekitaran Jogja.

Abis kepilih, gue gercep ngobrol sama beberapa kating, konsultasi bagaimana Andalusia dulu dan bagaimana baiknya gue menjalankan Andalusia sekarang. Dari dua mantan ketua yang gue ajak ngobrol, gue belajar tentang urgensi diadakannya Andalusia, apa aja yang perlu dilakuin, potensi konflik dengan warga desa bahkan konflik internal dan alumni JMF, dll. Gue juga menyadari kalo mereka lebih suka “bekerja sendiri” sebagai ketua panitia.

Ini salah satu yang pengen gue perbaiki dari Andalusia. Gue pengen Andalusia menjadi lebih dari pengabdian JMF kepada masyarakat desa, apalagi cuma sebatas kewajiban menyelesaikan proker. Andalusia sekarang harus bisa menjadi wadah untuk membangun kekompakan internal JMF, khususnya angkatan gue sebagai panitia utama. Gue pun merekrut beberapa temen buat jadi koordinator divisi, terutama mereka yang sehari-harinya jarang kelihatan di JMF. Selain bermaksud buat menggali potensi angkatan dan berbagi SDM dengan dua kegiatan lainnya, gue juga pengen menarik mereka buat makin aktif di JMF kemudian hari.

Singkat cerita, terbentuklah formasi pengurus harian (PH) Andalusia 1437 H sebagai berikut: gue sebagai ketua panitia, Nisa Nur Irina sebagai sekretaris dan Nisa Nur PS sebagai bendahara, Aufi koor acara, Okky koor perkap, Dina koor PDD, Yaya koor humas, Faisal koor PHQ, Anni koor konsumsi, dan Fella koor P3K.

Sebenernya, persiapan kegiatan ini boleh dibilang agak mepet. Kalo ga salah, gue baru mulai panik soal Andalusia itu sekitar akhir Juli, dan itu ga sampe H-2 bulan Idul Adha. Satu setengah bulan berikutnya pun kita hectic mempersiapkan Andalusia ini. Survey lokasi, survey vendor hewan kurban, cari sohibul kurban, merancang acara, publikasi, fundrising, rekrut panitia dan volunteer, dll.

Oiya, gue mau cerita khusus tentang survey lokasi nih. Dalam rangka menentukan lokasi Andalusia, kita beberapa kali survey ke desa-desa di daerah Gunung Kidul. Survey pertama gue berangkat bareng Okky, ditemani oleh Syekh Ali sebagai guide. Survey berikutnya, kita ke Dusun Ngelo, Desa Petir, Kec. Rongkop, Gunung Kidul. Thanks to Kak Dewan, JMF angkatan 2010 sekaligus Kadogama terkece, yang sudah memberikan referensi lokasi dan menemani kita survey beberapa kali. Di Desa Petir inilah nantinya Andalusia bakal digelar.

Kalo ga salah, kita silaturahmi ke sana sebelum acara itu sampe tiga kali. Yang berangkat selalu sama: gue, Okky, Aufi, dan Lintang, kadang ditemenin Kak Dewan. Di sana, kita numpang di rumah salah satu takmir masjid, Pak Tar. Selama tiga kali survey lokasi, survey squad sempet nginep di sana, kulonuwun sama pak dukuh, ikut panen ketela, ikut ngajar ngaji, treking ke bukit-bukit, sampe ada tragedi helm kesemutan dan ban motor pecah pas perjalanan pulang.


Survey Squad: Gue, Aufi, Lintang, Okky, Bang Dewan

Singkat cerita, segala persiapan sudah kita usahakan. Demi meminimalisasi konflik (dalam dua Andalusia sebelum ini, selalu terjadi konflik yang mengakibatkan kegiatan nggak berjalan lancar), gue sampe menunjuk empat “jenderal” yang gue anggep paling ngerti acara ini. Mereka adalah Aufi, Lintang, Okky, dan Yaya. Mereka bertugas buat menggantikan peran gue agar kegiatan tetap berjalan, in case nantinya gue menghilang karena suatu hal.

Kalo diinget-inget, persiapan Andalusia emang mayan hectic, tapi boleh dibilang sangat menyenangkan. Gue jelas nggak hectic sendirian. Ada temen-temen panitia dan kating lainnya yang membantu dengan usaha maksimal demi terlaksananya kegiatan ini. Kalo boleh ngaku, gue justru merasa kerja gue dikit karena antusias dan semangat temen-temen. Semua memberikan kontribusi terbaik sesuai porsinya masing-masing. Special thanks to para PH Andalusia karena udah jadi tim yang super solid, menyenangkan, amanah, dan saling bantu. Salut!

H-2 acara, gue bikin ini dong buat nyemangatin diri gue sendiri dan para koor. Hai, kalian masih pada inget ini ga? Wkwk.


Bersambung ke Part 2...

5 comments: