Kali ini mau bahas pemikiran random aja ya. Hehe.
Beberapa
waktu belakangan ini, aku cukup sering mendapat kabar kawan-kawan yang sedang
struggling menghadapi kerasnya dunia. Ada yang mengeluh, ada yang
mempertanyakan batas kemampuannya, ada yang bertanya apakah ia mampu
melewatinya. Ya, kupikir wajar saja, ini memang masa sulit bagi sebagian besar
manusia yang hidup di bumi.
Aku jadi
mikir. Selama aku hidup ini, kayaknya aku belom pernah mendapati diriku berada
di posisi yang benar-benar di limitnya. Entah itu limit kesabaran, kemampuan,
atau apapun itu. Of course, I’m
struggling for something, tapi kayak belom pernah sampai berpikir, “Aku
mampu ga ya?” ya karena masih merasa mampu-mampu aja dalam menghadapi apapun.
Kemampuan yang
aku yakini itu bukan berasal dari diriku sendiri ya. Tentu saja tiada daya dan
upaya melainkan dari Allah. Lalu aku yakin, aku punya orang-orang baik di
sekelilingku yang bisa menguatkan aku. Itu yang kusebut merasa mampu. Karena kalo
bersandar hanya pada kemampuan diri sendiri, sudah jelas diri ini sangat
terbatas. Namun aku yakin, semesta tahu caranya membuat batasku menjadi tak
terbatas.
Oke,
bergeser ke hal random lain. Tadi habis ngobrol dengan salah seorang kawan yang
sedang berjuang menghadapi badai dalam kehidupannya. Ia berkata, “Badai pasti
berlalu, kan?” Dengan segala hormat, ingin kukatakan bahwa aku kurang sepakat
dengan gagasan itu. Mengapa?
Menurutku,
pernyataan optimis itu justru seperti membuat kita bergantung pada berlalunya
sang badai. Badai mungkin akan berlalu, tapi bisa jadi suatu saat ia akan datang
lagi dengan daya hancur yang lebih hebat. Siapa yang tahu, kan. Jadi aku lebih
memilih untuk menanamkan bahwa “Badai datang untuk menguatkan kita.” Setidaknya,
dengan berpikir seperti itu, kita jadi tidak terlalu bergantung pada tenangnya
alam semesta dan bisa merasa siap dengan segala jenis badai.
Bisa jadi,
badai yang datang itu justru membuat kita sadar akan batas kita. Lebih dari itu,
ia mampu mendorong kita untuk melewati batas kita untuk menjadi lebih dan jauh
lebih kuat lagi di kemudian hari. Masalah mungkin tidak akan berhenti
menghampiri kita. Jalan di depan mungkin tidak akan jadi lebih mudah. Tapi
ketahuilah, pada saatnya kita pasti akan menjadi lebih kuat untuk menjalaninya.
Dan jika kau
benar-benar merasa berada di titik sulitmu, ingatlah janjiNya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya.” Jadi, selama kamu masih menghadapinya,
berarti kamu masih mampu dong! Yeayy!!!
Semangat untuk
siapapun kamu yang sedang berjuang! Tetap melangkah kawan. Karena jika kamu tak
melangkah lagi, berarti kamu akan berhenti. Ea.
QWC #4,
No comments:
Post a Comment