Thursday, July 10, 2014

ASEAN Summit



Serunya sekolah di IC itu, banyak guru yang kreatif, suka “aneh-aneh” bikin proyek ini itu sebagai media pembelajarannya. Apalagi kalo proyeknya dilakukan bareng seangkatan. Contoh saja Pak Yus, guru PKn. PKn ini proyeknya pasti seru dan bener-bener seperti kenyataannya. Pas kelas X dulu, beliau mengadakan proyek simulasi pileg dan pilpres. Nah, proyek pas kelas XI ini adalah simulasi Sidang ASEAN, atau lebih gantengnya kita sebut ASEAN Summit.

Satu angkatan secara acak dibagi menjadi 10 kelompok. Masing-masing kelompok itu ceritanya menjadi delegasi dari sebuah negara di ASEAN, yang juga ditentukan secara acak. Gua kebagian negara Malaysia, dengan temen-temen satu delegasi, yakni Tarom, Hanif, Aun, Dhio, Inaz, Restu, Wening, Dea, Puse, DPL, dan Nahla. Ya, kita berduabelas harus memperjuangkan kepentingan negara Malaysia dalam sidang nanti. Btw, masing-masing delegasi diberi seorang tutor dari kakak Magnivic, dan kami kedapetan Kak Lukman.

ASEAN Summit tahun ini mengambil tema “Tackling transnational crime trough ASEAN Community”. Kita harus cari banyak-banyak info tentang transnational crime dan ASEAN Community itu sendiri untuk menyusun position paper, sebuah kertas yang nantinya berisi pandangan, pendapat, serta solusi dari negara kita tentang masalah yang diangkat. Selain itu, kita harus mempelajari mati-matian tentang negara Malaysia, dan tentu saja negara-negara lain juga harus dipelajari. Informasi tentang politik negara-negara ASEAN, masalah ekonomi, perdagangan, sumber daya alam, kriminalitas, dan apa pun yang berkaitan tentang ASEAN menjadi sangat penting kali ini. Intinya, banyak-banyakan informasi!

Setiap delegasi harus punya satu ketua. Nah, sebenernya dari awal gua udah males kalo bakal dijadiin ketua. Jadi, pas kita ngumpul buat nentuin ketua, gua mojokin salah seorang anak biar dia yang jadi ketua delegasi. Entah mengapa, semua anak cuma diem aja saat itu. Manuver cerdas pun dilakukan oleh anak yang gua pojokin tadi. Dia berkata dengan cakepnya, “Kenapa nggak kamu aja yang jadi ketua, Rak.” Semua anak saat itu serentak mengangguk dan mengiyakan. Okeeee -__- Akhirnya gua yang jadi ketua delegasi Malaysia.

Kita diberi waktu beberapa bulan persiapan sebelum sidang. Awalnya, kita semua bener-bener bingung dan nge-blank mau ngapain atau harus nyari info apaan. Rasanya, baru pas hari-hari menjelang deadline position paper, kita semua diberi “kepahaman”. Sebelum deadline, kita udah sepakat dengan sebuah solusi : membuat satuan polisi gabungan negara-negara ASEAN. Nah, pas malem deadline, pas position paper udah selesai dibikin, kita baru tau kalo ternyata udah ada lembaga ASEANAPOL yang sistemnya sama persis dengan solusi yang kita tawarkan sebelumnya. Akhirnya, kita merombak hampir semuanya. Inti dari position paper yang fix dan kita kumpulin adalah : merevitalisasi ASEANAPOL. Sangat nggak disangka, pas malem sidang, ketahuan kalo pemikiran mayoritas negara lain ternyata nyaris-nyaris sama.

Singkat cerita, malam sidang pun tiba. Yang menjadi ketua sidang adalah Kak Gilang, dengan Kak Ali di sebelahnya sebagai pembawa acara (mungkin?). Setelah Pak Yus memberikan briefing singkat, sidang pun dimulai. Acaranya dibagi jadi beberapa sesi, yakni pembacaan position paper, sesi diskusi 1, break alias sesi lobi, sesi diskusi 2, sesi polarisasi, dan voting resolusi.

Pak Yus memberikan briefing

 Sidang dimulai!

Selama pembacaan position paper, gua sama sekali nggak bisa fokus. Gua masih merasa grogi dengan suasana sidang dan panik dengan diplomatic notes yang berdatangan, entah itu isinya penting ato nggak. Gua terlalu sibuk membaca dan membalas pesan dari temen-temen di belakang gua maupun dari delegasi lain, sampe-sampe nggak bisa mencerna position paper yang dibacain sama masing-masing ketua delegasi. Ini sangat gawat sebenernya, karena isi position paper dari masing-masing negara adalah “jantung” dari acara kali ini. Untungnya, Restu menyimak dengan baik dan menuliskan poin-poin penting dari semua position paper. Dia bahkan memilah negara mana yang kira-kira bakal jadi kawan, mana yang jadi lawan. Gua merasa terselamatkan sekaligus terharu :’)

 Angkat bicara pas sesi diskusi 1. Ngomong apa aja, ngomong ngasal, dengan motivasi dapet nilai tambahan ._.

Nah, pas sesi break dimulai, gua baru mulai nge-feel sama nih acara. Mulai bisa ngebaca suasana, mulai PD dan tau harus ngapain. Sesi break ini adalah saatnya bagi para naggota delegasi untuk beraksi. Mereka menyebar ke negara-negara lain, kecuali beberapa anak yang gua tunjuk buat tinggal di Malaysia sebagai penerima tamu. Mereka ada Hanif, DPL, dan Restu. Yang lainnya berangkat melobi negara-negara lain, mencari “kawan” sebanyak-banyaknya, dan mengusahakan agar kepentingan Malaysia bisa “gol”.

Selama sesi break ini gua juga disibukkan sama anggota-anggota Malaysia yang silih berganti dateng ke gua, entah buat minta pendapat, nanya-nanya, atau sekadar minta tanda tangan sebagai wujud setuju atas sebuah kesepakatan. Yah, sesi ini bisa dibilang jadi yang paling greget menurut gua. GSG spontan jadi ramai dengan orang lalu-lalang dan ngobrol. Selain itu, gua juga boleh berdiri atau jalan-jalan, meskipun nggak boleh berinteraksi dengan anggota delegasi negara lain.

 Malaysia, rollout!

Greget!

Sedang lobi dengan salah satu negara 

Sesi break selesai, semuanya kembali duduk manis di tempat masing-masing. Sebelum sesi diskusi 2 dimulai, tiba-tiba Kak Miftah masuk sebagai (sebagai apa, ya? Lupa, hehe) yang membacakan berita, yang menurut gua beritanya agak nggak jelas. Gua paham kok, tapi bingung aja mau nyeritainnya gimana. Toh, nantinya berita ini nggak terlalu digubris pas sesi diskusi.

Semua berdiri saat Kak Miftah membacakan berita

Sesi diskusi 2 pun dimulai. Kali ini diskusinya mulai nyambung, mulai ada serang sana serang sini, mulai ada yang nyaris ngotot, tapi tetep pada posisi stay cool. Pokoknya mulai seru deh. Nggak kayak sesi diskusi yang pertama tadi, masih pada gak nyambung dan gak jelas.

Lanjut ke sesi polarisasi, saatnya ketua delegasi berdiri dan berhubungan secara langsung dengan ketua delegasi negara lain. Kita berdiskusi bentar, terus langsung terpisah menjadi dua kubu polarisasi. Perbedaan jumlahnya cukup signifikan, yakni tiga lawan tujuh. Setelah itu, masing-masing kubu membuat draft resolusi yang akan dibacakan di depan ruangan sidang. Kubu pertama ada Indonesia, Myanmar, dan Singapura yang menolak adanya revitalisasi ASEANAPOL dan menawarkan resolusi bla bla bla gua lupa gimana. Kubu kedua ada Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam yang menawarkan untuk merevitalisasi ASEANAPOL dan satu lagi apa gitu, gua lupa.


Diskusi memanas!

Pembacaan draft resolusi dari kubu kedua




Setelah pembacaan draft resolusi, voting pun dimulai dengan keadaan udah pada tau mana yang bakal menang. Habis itu, sidang ditutup dan dilanjutkan dengan sesi yang paling seru, POTO-POTO!!!

Para ketua delegasi

Thanks, Delegates Of Malaysia

ASTONIC, good job!

 Ketua tiga (tengah) dan dua koor.nya yang jadi ketua delegasi

Survey membuktikan, tiga dari sepuluh ketua delegasi berasal dari Kediri

Narsis pas beres-beres GSG

Goodbye, ASEAN Summit

Selama berkegiatan bersama delegasi Malaysia, gua mendapati beberapa temen yang awalnya gua kira (maaf) kurang aktif, nggak bisa diandalkan, atau semacamnya lah. Ternyata semua anggota delegasi Malaysia emang hebat-hebat. Contoh yang bikin gua kaget adalah Hanif, muka-muka cengok gitu, ternyata dia tau banyak wawasan tentang ASEAN tanpa harus searching di google. Dia juga sempet “mempermainkan” delegasi yang dateng ngelobi Malaysia, tanpa gua suruh, yang efeknya tentu keuntungan bagi Malaysia. Si Restu juga, dia selalu dateng ngumpul dan ngerjain apa pun yang gua minta. Dia bahkan menuliskan inti dari semua position paper yang dibacain tanpa gua minta. Tarom yang dengan gantengnya “nantang” memilih untuk melobi negara yang diprediksikan bakal paling sulit buat dilobi. Nahla juga rajin banget ngirim-ngirim kertas dari belakang, ngasih tau apa yang harus gua lakukan ketika gua bingung mau ngapain. Dan masih banyak yang lain tentunya. Yaps, intinya kita semua hebat kok. Makasih banyak delegasi Malaysia :D


No comments:

Post a Comment