Thursday, April 5, 2012

Gado-Gado Cinta


Wah, besok libur nih guys... Gue nggak tau mengapa besok libur dan gue emang nggak mau ngurusin hal itu. Satu hal yang penting, gue mau ngasih posting spesial buat kalian semua. Ini adalah posting cerita bonus. Dinamakan bonus karena ini bukan akhir pekan, tapi gue kasih sekarang juga. Sebenernya posting ini udah lama jadi draft di buku tulis gue. Berhubung sekarang baru sempet, jadi sekarang baru bisa gue ceritain ke kalian.
Ini semua tentang salah satu bagian dari kisah hidup gue yang rasanya mirip gado-gado. Di sana ada manis, pahit, asem, asin, dan umami. Semua itu bercampur aduk menjadi gado-gado yang tentu saja gue suka. Namun kadang rasa dari gado-gado itu nggak seenak yang gue bayangin. Kadang keasinan, kemanisan, keaseman, kepahitan (?), bahkan keumamian (ngawur!). Ini semua tentang gado-gado cinta.
Berani banget ya, gue ngomongin masalah cinta di sini? Ya terserah gue donk. Ini blog gue, jadi suka-suka gue. Kalo emang mau protes, ke bapak lo aja sana! Udah? Oke, inilah kronologinya, bagaimana hati gue mencicipi berbagai macam rasa dari gado-gado cinta!
Pertama kali gue merasakan suka sama seseorang adalah saat kelas lima SD. Saat itu gue masih belum pake kaca mata, bahkan sampai saat ini. Gue emang nggak tertarik untuk pake kaca mata. Gue beranggapan bahwa kaca mata hanya untuk orang-orang yang memiliki kerusakan pada matanya. Sedangkan gue merasa bahwa mata gue normal-normal aja (Oke, STOP bicara tentang kaca mata!).
Ehem... Saat itu memang sedang zamannya di kelas gue untuk menyukai temen sebaya yang berlawanan jenis kelamin. Tentu saja saat itu gue belum dewasa banget. Rasa suka itu datang secara nggak jelas, dan hinggap begitu saja di hati gue. Gue yakin telenovela yang disiarkan di TV ikut peran serta membuat gue jadi gini. Perasaan ini terus gue pendam hingga gue lulus SD.
Anak yang gue taksir itu memang cantik dan dulu dia sekelas sama gue. Kurang beruntung, gue harus merasakan pahit pada gado-gado pertama gue. Anak yang gue taksir itu menjalin hubungan dengan seseorang. Seseorang itu adalah temen deket gue sendiri. Lo tau nggak, gimana sakitnya hati gue saat itu? (sabar.. sabar..). Mereka nggak pacaran sih, tapi mereka kelihatan mesra banget. Saat rekreasi kelas enam, mereka duduk berdekatan di bus, bermesra-mesraan. Dan sialnya, gue ada di deket situ.
Perasaan gue tak juga tersampaikan hingga gue lulus SD. Akhirnya, kita berpisah, gue di MTsN Kediri 2, sedangkan cewek itu di sekolah lain. Seiring waktu, gue pun melupakan perasaan gue ke anak itu. Gue mulai menikmati kehidupan baru gue di MTs dan membuka hati gue kepada orang yang baru. Pada awal MTs ini, gue merasakan gado-gado yang rasanya asem. Asem gimana, bang?
Gini, gue adalah anak yang punya pergaulan paling banyak di kelas. Gue yang paling punya banyak kenalan di setiap kelas dibandingkan dengan temen-temen gue lainnya. Namun, setiap gue ketemu cewek yang bikin gue tertarik, dan gue ingin PDKT sama dia, selalu aja direbut sama temen sekelas gue.
Memang kesalahan gue sih. Gue suka membanggakan cewek-cewek itu di depan temen-temen gue sampai mereka tertarik, hingga mereka minta dikenalin sama si cewek, lalu mereka yang PDKT, dan akhirnya gue tersepak gitu aja. Gue pun berkata dalam hati, “ASEM banget nih anak!” Hal ini sudah terjadi dua kali secara beruntun.
Sesudah gado-gado yang asem itu, gue merasakan gado-gado rasa umami. Lo tau nggak, umami tuh kayak apa? Gue juga nggak tau. Rasanya nggak jelas, dan nggak bisa dijelasin. Seperti yang gue rasakan saat itu. Gue mengalami kekosongan hati, padahal gue ingin merasakan yang namanya cinta. Saking parahnya, setiap cewek yang gue temui, gue langsung suka sama dia #parah.
Dalam gado-gado umami inilah pertama kalinya gue punya pacar. Waktu itu gue ditembak sama seseorang yang baru gue kenal. Gue baru aja berpapasan sama anak itu satu kali, pas hari terakhir masuk sekolah, sebelum liburan awal puasa. Selama liburan, dia sms gue terus, dan lalu nembak gue lewat sms. Tanpa basa-basi, gue langsung terima dia sebagai pacar gue.
Ternyata gue bener-bener merasa nggak nyaman pacaran sama orang yang nggak gue sayangi. Akhirnya dia pun gue putusin di hari kedua kita pacaran. Kejam? Emang. Saat itu gue menjadi anak cupu korban pacar-pacaran. Namun sejak kejadian itu, gue belajar bagaimana untuk menjadi lebih dewasa dalam hal ini.
Gado-gado umami ini berakhir saat gado-gado yang asin dateng. Kali ini gue mengalami ‘cinta pada pandangan pertama’ dengan seorang gadis. Gue nggak tau alasan apa yang bikin gue bisa suka sama tuh cewek. Pas pertama kali ketemu di tukang es buah, gue langsung naksir dia. Setelah gue telusuri, ternyata dia juga merupakan anak Fikruna, organisasi yang gue ikuti di MTs. Sekarang, cewek itu malah udah jadi salah satu orang penting di Fikruna.
Kala itu, gue menyimpan perasaan gue cukup lama. Gue memang belom punya keberanian untuk menyatakan perasaan gue ke cewek. Gue juga selalu salting (salah tingkah) setiap ketemu sama dia. Rasanya asin beuth...
Hal ini jelas mengganggu banget buat gue. Gue jadi sering kepikiran si dia, ngelamun tentang dia, dan lain-lain. Apalagi gue tau, kalo dia udah punya pacar. Sakit banget tauk, hati gue! Gue jadi sering galau. Padahal, gue harus belajar dengan lebih giat karena saat itu kelas gue udah mulai ikut try out - try out. Karena nggak tahan, akhirnya gue beranikan diri untuk menyatakan perasaan ke anak itu.
Gue merasa lega dan bisa lebih enteng untuk melupakan segala perasaan gue tentang cewek tadi. Kita tetep berteman. Dia dengan kehidupan yang dia miliki, gue dengan kehidupan yang gue miliki. Kini piring hati gue kosong tanpa ada gado-gado di atasnya. Bener-bener kosong karena nggak ada siapa pun yang mengisi hati gue.
Lalu gue merasakan ada seseorang yang sayang sama gue, lebih dari seorang teman. Dia adalah adek kelas gue, dan dia juga anak kelas akselerasi. Sebenernya, gue udah kenal dia cukup lama. Saat itu, gue punya misi untuk mengenal adek kelas akselerasi lebih duluan dari temen-temen gue. Gue pun menjelajahi dunia maya untuk mengetahui facebook, twitter, dan nomer hp dari setiap anak, terutama yang cewek. Dari semua anak yang gue kenal, ada seseorang yang care banget ke gue. Kita sering banget sms-an, chatting-an, curhat-curhat, dll. Dia pernah ngasih coklat ke gue. Bahkan dulu kita sempet tukeran HP.
Gue mulai merasakan perasaan itu saat piring hati gue sedang kosong, sesudah gue mencicipi gado-gado yang asin. Dia selalu ada untuk menemani gue bagaimana pun keadaan gue saat itu. Nggak sekadar suka, gue sudah sayang sama dia. Gue ingin dia bisa jadi milik gue untuk mengisi hati yang kosong ini. Akhirnya kita jadian, tepat di hari jadi MTsN Kediri 2.
Dia merupakan pembaca blog gue yang paling setia yang gue kenal. Nama dia pernah gue tulis pada beberapa posting sebelumnya. Dalam posting itu, gue nge-bego-begoin si dia. Tapi kini, dia adalah seseorang yang spesial, yang mengisi hatiku saat kosong, yang menawarkan kepadaku gado-gado cinta yang manis.

2 comments:

  1. 1981 Plymouth Horizon AC Compressor
    its nice to read a useful article for beginner like me. Some of points from this article are very helpful for me as I haven’t considered them yet. I would like to say thank you for sharing this cool article. Bookmarked and sharing for friends.

    ReplyDelete
  2. seru juga ya rak baca blog mu! ==''
    wkwkwk...

    ReplyDelete