Wah, besok libur nih guys... Gue
nggak tau mengapa besok libur dan gue emang nggak mau ngurusin hal itu. Satu
hal yang penting, gue mau ngasih posting spesial buat kalian semua. Ini adalah
posting cerita bonus. Dinamakan bonus karena ini bukan akhir pekan, tapi gue
kasih sekarang juga. Sebenernya posting ini udah lama jadi draft di buku tulis gue. Berhubung sekarang baru sempet, jadi
sekarang baru bisa gue ceritain ke kalian.
Ini semua tentang salah satu bagian
dari kisah hidup gue yang rasanya mirip gado-gado. Di sana ada manis, pahit,
asem, asin, dan umami. Semua itu bercampur aduk menjadi gado-gado yang tentu
saja gue suka. Namun kadang rasa dari gado-gado itu nggak seenak yang gue
bayangin. Kadang keasinan, kemanisan, keaseman, kepahitan (?), bahkan keumamian
(ngawur!). Ini semua tentang gado-gado cinta.
Berani banget ya, gue ngomongin
masalah cinta di sini? Ya terserah gue donk. Ini blog gue, jadi suka-suka gue.
Kalo emang mau protes, ke bapak lo aja sana! Udah? Oke, inilah kronologinya,
bagaimana hati gue mencicipi berbagai macam rasa dari gado-gado cinta!
Pertama kali gue merasakan suka
sama seseorang adalah saat kelas lima SD. Saat itu gue masih belum pake kaca
mata, bahkan sampai saat ini. Gue emang nggak tertarik untuk pake kaca mata.
Gue beranggapan bahwa kaca mata hanya untuk orang-orang yang memiliki kerusakan
pada matanya. Sedangkan gue merasa bahwa mata gue normal-normal aja (Oke, STOP
bicara tentang kaca mata!).
Ehem... Saat itu memang sedang
zamannya di kelas gue untuk menyukai temen sebaya yang berlawanan jenis
kelamin. Tentu saja saat itu gue belum dewasa banget. Rasa suka itu datang
secara nggak jelas, dan hinggap begitu saja di hati gue. Gue yakin telenovela
yang disiarkan di TV ikut peran serta membuat gue jadi gini. Perasaan ini terus
gue pendam hingga gue lulus SD.
Anak yang gue taksir itu memang cantik
dan dulu dia sekelas sama gue. Kurang beruntung, gue harus merasakan pahit pada
gado-gado pertama gue. Anak yang gue taksir itu menjalin hubungan dengan
seseorang. Seseorang itu adalah temen deket gue sendiri. Lo tau nggak, gimana
sakitnya hati gue saat itu? (sabar.. sabar..). Mereka nggak pacaran sih, tapi
mereka kelihatan mesra banget. Saat rekreasi kelas enam, mereka duduk
berdekatan di bus, bermesra-mesraan. Dan sialnya, gue ada di deket situ.
Perasaan gue tak juga tersampaikan
hingga gue lulus SD. Akhirnya, kita berpisah, gue di MTsN Kediri 2, sedangkan
cewek itu di sekolah lain. Seiring waktu, gue pun melupakan perasaan gue ke
anak itu. Gue mulai menikmati kehidupan baru gue di MTs dan membuka hati gue
kepada orang yang baru. Pada awal MTs ini, gue merasakan gado-gado yang rasanya
asem. Asem gimana, bang?
Gini, gue adalah anak yang punya
pergaulan paling banyak di kelas. Gue yang paling punya banyak kenalan di
setiap kelas dibandingkan dengan temen-temen gue lainnya. Namun, setiap gue
ketemu cewek yang bikin gue tertarik, dan gue ingin PDKT sama dia, selalu aja
direbut sama temen sekelas gue.
Memang kesalahan gue sih. Gue suka
membanggakan cewek-cewek itu di depan temen-temen gue sampai mereka tertarik,
hingga mereka minta dikenalin sama si cewek, lalu mereka yang PDKT, dan
akhirnya gue tersepak gitu aja. Gue pun berkata dalam hati, “ASEM banget nih
anak!” Hal ini sudah terjadi dua kali secara beruntun.
Sesudah gado-gado yang asem itu, gue
merasakan gado-gado rasa umami. Lo tau nggak, umami tuh kayak apa? Gue juga
nggak tau. Rasanya nggak jelas, dan nggak bisa dijelasin. Seperti yang gue
rasakan saat itu. Gue mengalami kekosongan hati, padahal gue ingin merasakan
yang namanya cinta. Saking parahnya, setiap cewek yang gue temui, gue langsung
suka sama dia #parah.
Dalam gado-gado umami inilah
pertama kalinya gue punya pacar. Waktu itu gue ditembak sama seseorang yang
baru gue kenal. Gue baru aja berpapasan sama anak itu satu kali, pas hari terakhir
masuk sekolah, sebelum liburan awal puasa. Selama liburan, dia sms gue terus,
dan lalu nembak gue lewat sms. Tanpa basa-basi, gue langsung terima dia sebagai
pacar gue.
Ternyata gue bener-bener merasa
nggak nyaman pacaran sama orang yang nggak gue sayangi. Akhirnya dia pun gue
putusin di hari kedua kita pacaran. Kejam? Emang. Saat itu gue menjadi anak
cupu korban pacar-pacaran. Namun sejak kejadian itu, gue belajar bagaimana
untuk menjadi lebih dewasa dalam hal ini.
Gado-gado umami ini berakhir saat
gado-gado yang asin dateng. Kali ini gue mengalami ‘cinta pada pandangan
pertama’ dengan seorang gadis. Gue nggak tau alasan apa yang bikin gue bisa
suka sama tuh cewek. Pas pertama kali ketemu di tukang es buah, gue langsung
naksir dia. Setelah gue telusuri, ternyata dia juga merupakan anak Fikruna,
organisasi yang gue ikuti di MTs. Sekarang, cewek itu malah udah jadi salah
satu orang penting di Fikruna.
Kala itu, gue menyimpan perasaan
gue cukup lama. Gue memang belom punya keberanian untuk menyatakan perasaan gue
ke cewek. Gue juga selalu salting (salah tingkah) setiap ketemu sama dia. Rasanya
asin beuth...
Hal ini jelas mengganggu banget
buat gue. Gue jadi sering kepikiran si dia, ngelamun tentang dia, dan
lain-lain. Apalagi gue tau, kalo dia udah punya pacar. Sakit banget tauk, hati
gue! Gue jadi sering galau. Padahal, gue harus belajar dengan lebih giat karena
saat itu kelas gue udah mulai ikut try out - try out. Karena nggak tahan,
akhirnya gue beranikan diri untuk menyatakan perasaan ke anak itu.
Gue merasa lega dan bisa lebih
enteng untuk melupakan segala perasaan gue tentang cewek tadi. Kita tetep
berteman. Dia dengan kehidupan yang dia miliki, gue dengan kehidupan yang gue
miliki. Kini piring hati gue kosong tanpa ada gado-gado di atasnya. Bener-bener
kosong karena nggak ada siapa pun yang mengisi hati gue.
Lalu gue merasakan ada seseorang
yang sayang sama gue, lebih dari seorang teman. Dia adalah adek kelas gue, dan
dia juga anak kelas akselerasi. Sebenernya, gue udah kenal dia cukup lama. Saat
itu, gue punya misi untuk mengenal adek kelas akselerasi lebih duluan dari
temen-temen gue. Gue pun menjelajahi dunia maya untuk mengetahui facebook,
twitter, dan nomer hp dari setiap anak, terutama yang cewek. Dari semua anak
yang gue kenal, ada seseorang yang care
banget ke gue. Kita sering banget sms-an, chatting-an, curhat-curhat, dll. Dia pernah
ngasih coklat ke gue. Bahkan dulu kita sempet tukeran HP.
Gue mulai merasakan perasaan itu
saat piring hati gue sedang kosong, sesudah gue mencicipi gado-gado yang asin. Dia
selalu ada untuk menemani gue bagaimana pun keadaan gue saat itu. Nggak sekadar
suka, gue sudah sayang sama dia. Gue ingin dia bisa jadi milik gue untuk
mengisi hati yang kosong ini. Akhirnya kita jadian, tepat di hari jadi MTsN
Kediri 2.
Dia merupakan pembaca blog gue yang
paling setia yang gue kenal. Nama dia pernah gue tulis pada beberapa posting
sebelumnya. Dalam posting itu, gue nge-bego-begoin si dia. Tapi kini, dia
adalah seseorang yang spesial, yang mengisi hatiku saat kosong, yang menawarkan
kepadaku gado-gado cinta yang manis.
1981 Plymouth Horizon AC Compressor
ReplyDeleteits nice to read a useful article for beginner like me. Some of points from this article are very helpful for me as I haven’t considered them yet. I would like to say thank you for sharing this cool article. Bookmarked and sharing for friends.
seru juga ya rak baca blog mu! ==''
ReplyDeletewkwkwk...