Thursday, January 22, 2015

Hati yang Saling Berkomunikasi


Mungkin postingan kali ini agak sensitif karena berkaitan dengan masalah hati. Ini semua tentang rasa rindu alias kangen. Gue juga nggak tau apakah semua orang merasakan hal yang sama. Tapi, gue yakin pasti ada di antara kalian yang mengalami ini.

Aneh. Gue lebih sering merasa kangen sama si dia ketimbang keluarga di rumah, dalam hal ini terutama ibuk. Padahal, jarak gue dan ibuk sangat jauh, jarang berkomunikasi, bahkan ketemu secara langsung mungkin cuma satu semester sekali. Ditambah dengan kenyataan bahwa beliau selalu sayang dan mendoakan gue.

Aneh. Gue malah merasa kalo gue lebih mencurahkan rasa kangen buat si dia daripada ibuk. Padahal, gue dan si dia berada dalam sebuah kawasan yang sama, kalaupun ada jarak paling cuma beberapa langkah aja. Tapi, kalo sehari aja nggak ngelihat batang hidungnya, rasanya hati ini udah gak karu-karuan.

Bukan. Bukan gara-gara gue lebih sayang sama si dia daripada ibuk. Gue punya sebuah penjelasan lain. Sebuah teori yang nggak tau ini beneran ada ato nggak. Bahwa hati-hati ini sebenarnya saling berkomukasi satu sama lain.

Lantas, apa hubungannya sama rasa kangen tadi?

Begini... Bagaimana mungkin gue lebih kangen si dia daripada ibuk? Tentu saja karena adanya intensitas komunikasi antar hati yang berbeda. Walaupun udah berbulan-bulan fisik ini nggak ketemu sama ibuk. Walaupun jarak BSD-Kediri ribuan kilometer. Namun, kedua hati ini sebenernya sering banget janjian ketemuan. Lewat cinta dan kasih sayang yang tulus, yang sama-sama dipancarkan oleh kedua belah hati. Lewat doa-doa yang senantiasa dipanjatkan oleh masing-masing jiwa. Semua ini berlangsung tanpa disadari oleh fisik dan akal kita. So, nggak ada alasan hati ini buat buang-buang energi mencurahkan rasa kangen dan rindu untuk ibuk. Karena sejatinya, kedua hati ini selalu bertemu.

Berbeda dengan si dia. Meskipun bisa jadi fisik ini bertemu setiap hari, namun belum tentu kedua hati ini juga bertemu. Bisa jadi hati gue memancarkan sinyal untuk memulai komunikasi, namun belum tentu dibales sama hati si dia. Tidak terjalin sebuah komunikasi yang sama-sama tulus, jadilah hati yang penuh nafsu ini kangen terus-terusan.

Nah, keadaan inilah yang gue yakini. Jelas, gue jauh lebih sayang sama ibuk, bapak, dan adek di rumah. Dan nggak aneh kalo gue nggak kangen-kangen amat sama mereka. Karena sesungguhnya hati-hati ini senantiasa berkomukasi satu sama lain.

8 comments:

  1. Ciyeh raka :D kasian yang hatinya gak dibales sama si dia :D

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas penjelasan teorimu, Rak! :D mencerahkan~ *loh

    ReplyDelete
  3. "... Karena sesungguhnya hati-hati ini senantiasa berkomukasi satu sama lain." Your post is inspiring me so.

    ReplyDelete
  4. aku juga kangen dia, rak *lah (ganyambung)

    ReplyDelete
  5. dekat di mata, jauh di hati ya rak :')

    ReplyDelete