Monday, December 28, 2020

QWC #4: Batas

Kali ini mau bahas pemikiran random aja ya. Hehe.

Beberapa waktu belakangan ini, aku cukup sering mendapat kabar kawan-kawan yang sedang struggling menghadapi kerasnya dunia. Ada yang mengeluh, ada yang mempertanyakan batas kemampuannya, ada yang bertanya apakah ia mampu melewatinya. Ya, kupikir wajar saja, ini memang masa sulit bagi sebagian besar manusia yang hidup di bumi.

Aku jadi mikir. Selama aku hidup ini, kayaknya aku belom pernah mendapati diriku berada di posisi yang benar-benar di limitnya. Entah itu limit kesabaran, kemampuan, atau apapun itu. Of course, I’m struggling for something, tapi kayak belom pernah sampai berpikir, “Aku mampu ga ya?” ya karena masih merasa mampu-mampu aja dalam menghadapi apapun.

Kemampuan yang aku yakini itu bukan berasal dari diriku sendiri ya. Tentu saja tiada daya dan upaya melainkan dari Allah. Lalu aku yakin, aku punya orang-orang baik di sekelilingku yang bisa menguatkan aku. Itu yang kusebut merasa mampu. Karena kalo bersandar hanya pada kemampuan diri sendiri, sudah jelas diri ini sangat terbatas. Namun aku yakin, semesta tahu caranya membuat batasku menjadi tak terbatas.

Oke, bergeser ke hal random lain. Tadi habis ngobrol dengan salah seorang kawan yang sedang berjuang menghadapi badai dalam kehidupannya. Ia berkata, “Badai pasti berlalu, kan?” Dengan segala hormat, ingin kukatakan bahwa aku kurang sepakat dengan gagasan itu. Mengapa?

Menurutku, pernyataan optimis itu justru seperti membuat kita bergantung pada berlalunya sang badai. Badai mungkin akan berlalu, tapi bisa jadi suatu saat ia akan datang lagi dengan daya hancur yang lebih hebat. Siapa yang tahu, kan. Jadi aku lebih memilih untuk menanamkan bahwa “Badai datang untuk menguatkan kita.” Setidaknya, dengan berpikir seperti itu, kita jadi tidak terlalu bergantung pada tenangnya alam semesta dan bisa merasa siap dengan segala jenis badai.

Bisa jadi, badai yang datang itu justru membuat kita sadar akan batas kita. Lebih dari itu, ia mampu mendorong kita untuk melewati batas kita untuk menjadi lebih dan jauh lebih kuat lagi di kemudian hari. Masalah mungkin tidak akan berhenti menghampiri kita. Jalan di depan mungkin tidak akan jadi lebih mudah. Tapi ketahuilah, pada saatnya kita pasti akan menjadi lebih kuat untuk menjalaninya.

Dan jika kau benar-benar merasa berada di titik sulitmu, ingatlah janjiNya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Jadi, selama kamu masih menghadapinya, berarti kamu masih mampu dong! Yeayy!!!

Semangat untuk siapapun kamu yang sedang berjuang! Tetap melangkah kawan. Karena jika kamu tak melangkah lagi, berarti kamu akan berhenti. Ea.

 

QWC #4,

Senin, 28 Desember 2020 

No comments:

Post a Comment